Rindu Rasulullah

Saya memiliki sahabat, ia datang dari Malang. Sekarang, ia tepat berada di dalam kamar saya. Tau ya pasti ia seorang wanita.. 😊

Suatu ketika kami berdua shalat ashar di masjid gedung Bulog Indonesia, ia menuju shaf pertama jamaah wanita lalu ia berdiri lama disana.

"Bep ngapain?"
Ternyata ia menangis, sambil megusap air matanya.
Ia pun tidak menjawab pertanyaan saya. Saya ajak dia untuk duduk di sudut shaf jamaah.

"Aku tidak tau ini masuk akal atau tidak" katanya,
"Ukiran kaligrafi Allah dan Muhammad disana bagus sekali, aku katro ya sampai menangis?"

"Tidak sama sekali" jawabku
Ia meneruskan, "entah ini masuk akal atau tidak menurutmu, jika aku melihat tulisan nama Nabi Muhammad aku pasti menangis bep, aku rindduu sekalii. Aku pengen banget ketemu, tapi aku tidak tahu harus apa nanti kalau bertemu. Apa aku cerita semua atas kondisi umatNya saat ini ya? Aku ingin bercerita semua yg aku alami. Walau aku tau masalahNya di dunia dulu lebih pahit dibanding aku yg biasa ini. Tapi jika memang aku dipertemukan di dalam mimpi, aku harus apa uli?".
Ucapan kalimatnya setiap demi kata mengandung tangis yang menyesak.

Saya hanya bisa terdiam dan belajar dari semua yang ia bicarakan. Lalu saya berkaca dengan diri saya sendiri? Apakah saya juga seperti itu?, apakah saya tidak malu dengan dirinya?. Ya Allah, ampuni dosanya, ampuni dosa hamba, ampuni kami ya Allah.

Hatinya begitu lebut dan terpancar di wajah cantiknya itu.

Hai, readers.. ☺
Kita pasti tahu apa yang kita sedihkan dihari ini. Mengenai keluarga, teman, partner kerja, atau masalah yg sepele kita sedihkan dengan tidak akurat. Tapi apakah kita ingat padaNya dan Rasulullah?. Atau kita hanya ingat padanya saat kita bersedih saja?.
Sebagai reminder diri saya sendiri. Untuk kita tetap bersyukur dalam menghadapi hal apapun, tidak semua yg buruk itu buruk. Tidak semua menurut kita bahagia itu baik.
Bila kita tetap berusaha dan berdoa dalam keadaan baik, ketika dalam keadaan buruk pasti kita dibantu dengan doa kita yang kemarin.  Aamiin 😇