Something I want, I Must do it!

Jumat, 01 Maret 2013

Bukan Khayalan


Di dalam ruang kecil yang sangat terang dalam kerinduan yang amat menyelimuti diri ini dengan adanya suasana gemericik air di luar sana seakan diri ini tak dapat menahan air mata yang terus memanggil mamah. Ya kini aku sedang berada jauh di pelukan mamah, bukan karena mamahku sedang pergi atau telah tiada, tetapi memang karena untuk mencapai cita-cita tertinggi ku untuk menjadi seorang guru.
Cita-cita itu tidak pernah terbersit dalam angan ku untuk menapaki perjalanan hidup, namun kenyataan dan Tuhan sedikit menunjukan untuk ku dengan cara-Nya melewati nasihat dari ayahku. Ayahku pernah berkata Uli (inilah panggilan akrabku dari orang-orang yang menyayangiku) menjadi seorang guru itu, selalu lebih mendapatkan ilmu dan ilmu yang mereka dapat itu selalu mereka berikan, tahu kan kamu arti dari berbagi dan dampak dari berbagi itu?”. Aku hanya merespon dengan enggan mendengar karena pada saat itu aku masih bingung dalam menentukan pilihan untuk menentukan sekolah selanjutnya. Namun  nasihat dari papahku itu selalu terdengar di telingaku disaat berangkat dan pulang sekolah, kemudian hatiku selalu menjawab, “aku ingin menjadi bagian dari angota KPK”.
Tamat SMP aku ingin bersekolah di sekolah kejuruan ternama di luar kota tepatnya di kota Malang dengan jurusan desain, karena aku suka seni. Tetapi orangtuaku tidak menginjinkan dikarenakan masih berat untuk melepasku dalam  jarak jauh. Pada akhirnya aku berfikir untuk meneruskan sekolah ku di sekolah kejuruan dengan jurusan akuntansi   disertai rasa yang cukup sulit untuk ku jalani. Lucu sebenarnya untuk aku melewati masa belajar di sekolah kejuruan itu, karena awalku memilih sekolah kejuruan dengan didasari hanya berniat untuk menjadi seorang PASKIBRAKA Nasional. Kemudia aku melewati tes di sekolah kejuruan terfavorit di kota ku dan memiliki ekstrakurikuler paskibra terbaik  dan akhirnya aku tidak dapat masuk di sekolah itu.
Awalnya ku bilang menyedihkan belajar di sekolah yang tidak pernah ku impi-impikan dengan lingkungan yang penuh dengan suapan kerohanian, dengan teman-teman yang masih asing ku lihat perlakuannya. Tetapi semua itu hanyalah awal, dengan kenyataan di akhir berbeda sekali dengan apa yang aku fikirkan. Di sekolah itu aku bukan hanya mendapatkan pelajaran akademik saja bahkan di sekolah itu aku mendapatkan pelajaran kehidupan, semua mengenai kehidupan dari awal hingga akhir. Penasaran ya?
Di sekolah itu aku mendapatkan pelajaran yang membuat aku menjadi seperti lebih menjadi manuasia, lebih dekat dengan dengan Tuhan, dan mendapatkan teman-teman yang baik dan sahabat sehati di sekolah, bertemu dengan guru-guru yang benar-benar pantas menjadi guru dan yang lebih menghebatkan lagi aku bisa menjadi PASKIBRAKA Kota Tangerang angkatan 2010, walaupun hanya tingkat kota aku merasakan luar biasa. Memang sungguh tidak terduga bisa mencapai impian awalku dari sekolah yang bukan aku inginkan. Aku sangat bersyukur dengan cita-cita awal ku ini sehingga aku mendapat teman, orang-orang dengan profesi hebat, dan banyak sekali yang aku syukuri atas nikmat Tuhan yang diberikan untuk ku. Aku pun merasakan dampak yang amat besar pada diri ku dengan cara befikir ku yang lebih meluas, sikap ku lebih banyak diterima orang banyak, cara bicara ku di sukai orang, dan satu hal yang sangat aku rasakan lebih adalah melihat mamahku dengan tersenyum bangga melihat diriku mengibarkan dan hormat  tepat di bawah bendera merah putih dengan dikelilingi orang-orang besar diiringi lagu Indonesia Raya yang disaksikan oleh putra dan putri bangsa dan itu sungguh membanggakan, atmosfer pada saat itu sangat amat tidak pernah aku lupakan dan selalu merinding seluruh badanku jika mengingat moment yang amat aku rasaka sekali seumur hidup. Moment itu tidak semua orang bisa rasakan karena hanya kami seorang PASKIBRAKA yang dapat merasakan indahnya menjadi dan sebagai Anak Bangsa Indonesia. Walaupun Ayahku tidak dapat hadir dikarenakan harus pergi bekerja. Disaat itu aku sangat kesal sekali hingga menangis, mengapa disaat seperti ini ayahku tetap bekerja padahal semua perjuanganku ini untuk Mamah dan Papah.
Dilanjut dengan impianku menjadi seorang penyanyi, sebenarnya hanya berawal dengan aku mengisi acara hiburan pertemuan siswa dan siswi di sekolah kejuruan ku untuk perwakilan dari kelompok merah. Aku menyanyikan lagu yang berjudul teruskanlah yang dipopulerkan oleh Agnes Monika, sehingga menjadi salah satu perhitungan nilai sehingga kelompok merah menjadi kelompok terfavorit. Setelah itu ada perlombaan di sekolah, yaitu lomba menyanyi alhasil aku tidak meregut sang juara karena aku lupa lirik, memalukan sekali sebenarnya tapi dari memalukan dan walaupun memalukan dari situ aku entah mengapa diperintahkan oleh guruku untuk selalu menyanyi menjadi perwakilan sekolah dalam acara-acara di dalam sekolah bahkan hingga luar sekolah, salah satunya aku pernah bernyanyi utuk mengisi acara permusyawarahan tingkat kota dan dihadiri langsung oleh Bapak Wali Kota Tangerang, disitu pun mamahku hadir hanya untuk melihat aku bernyanyi sungguh begitu tidak menyangka membanggakan langsung dihadapan mamah. Setelah di tingkat kota aku juga punya pengalaman di tingkat provisi dengan merasakan sensasinya yang lebih besar lagi  disitu aku berdiri sembari bernyanyi dan ditatap langsung oleh Ibu Gubernur Provinsi Banten. Luar biasa sekali sensasinya amat sangat seperti mimpi. Namun suatu ketika mimpiku itu membuatku berfikir untuk berulang-ulang, karena aku pernah mendengarkan ceramah agama dari tokoh agama bahwa suara wanita itu adalah aurat. Aku benar-benar berfikir untuk ini dan dalam hati ku selalu berkata jika mengigat kalimat itu hatiku berkata, “itu adalah bagian dari kelebihanku mengapa kini menjadi seperti cobaan di dalam hidupku sendiri?”.
Pada saat aku berkelana dalam mencari impian dan cita-cita ku yang baik dan terbaik untuk hidupku kelak aku selalu memperhitungkan guna dari cita-citaku itu untuk Mamah, Papah, Adik, Keluarga, Kawan, dan orang-orang yang telah menyayangiku, menasihatiku, intinya orang-orang yang mengisi hidup aku dan tidak lain sesuai dengan agamaku, satu lagi mimpi, cita-cita, harapan harus dengan tindakan dan sesuai dengan logika, kalau tidak dengan logika namanya hayalan.
Pada kelas tiga di sekolah kejuruan aku fokus dengan ujian-ujian sekolah ku sembari memikirkan jurusan apa yang harus ku pilih untuk di perguruan tinggi. Aku galau dengan keadaan seperti ini bingung, konsultasi kesana-kesini dan jawabannya hanya tanya dengan diri sendiri, percaya diri, dan putuskan sendiri. Dan akhirnya aku sepakat dengan diriku dan orangtuaku untuk melanjutkan jurusan akuntasi di Universitas terserah yang penting di Malang. Aku sempat ngotot untuk bersekolah di kota Malang karena ingin mendapatkan suasana baru juga disana ada sanak saudaraku.
Dengan tekat kuat, nekat, aku pergi ke kota itu sendiri karena mamah mengurusi sekolah adikku yang tamat dari Sekolah Dasar dan papah ku masih harus menjalani pekerjaannya, hanya doa dan motivasi  yang diberikan dari orangtuaku untuk ku. Setelah disana aku mendaftarkan diri di suatu universitas, aku melewati proses ujian masuk hingga pada akhirnya ada suatu moment yang tidak masuk akal yaitu pada saat aku shalat tarawih di masjid, pada saat itu bertepatan pada bulan suci Ramadhan. Didalam shalatku disaat berdiri rakaat kedua datang  kupu-kupu besar berwarna coklat gelap dan besar hinggap di samping tempat sujudku kemudian pergi ketika ruku, aku seperti ingin melihat kupu-kupu itu pergi, tetapi aku menyadari aku sedang mengerjakan shalat dan aku anggap hanya ujian dari shalatku saja. Setelah dua rakaat itu selesai aku bertanya kepada seorang ibu yang ada disamping shaf solatku dan ibu itu menjawab tidak menyadari bahkan tidak melihat ada seekor kupu-kupu yang datang dan hinggap di samping tempat sujudku, padahal untuk menaruh kaki pada saat duduk shalat saja sempit sekali dan pastinya jarak antara tempat sujudku dengan ibu yang disebelahku sepuluh hingga dua puluh sentimeter.
 Selesai melaksanakan shalat tarawih berjamaah aku masih memikirkannya sampai pulang dan berjalan cepat karena merasakan takut amat sangat. Ketika sampai kamar aku mengecek telepon genggam utuk melihat tanggal, dan ternyata esok hari ada pengumuman penerimaan menjadi mahasiswa. Selepas makan sahur dan menunaikan shalat subuh berjama’ah aku melihat pengumuman penerimaan mahasiswa disuatu web, akhirnya aku diterima sebagai Mahasiswi Fakultas Ekonomi dengan Prodi Jurusan S1 Pendidikan Akuntansi. Rasanya sudah terbayar belajar di tempat yang aku inginkan dan semua sudah terjawab dari do’a-do’a ku didampingi doa orang tuaku yang ditempat ini lah aku menjalani kehidupan yang terbaik, dengan tujuan untuk menggapai cita-cita ku dan semua keinginanku, walaupun jauh dari kota kelahiranku dan orang-orang yang amat sangat aku sayangi.
Aku ingat cerita dari papahku ada seorang temannya di lemparkan bunga pada saat shalat isya di masjid dan ada juga yang di datangkan kupu-kupu cantik yang mengelilingi tubuh teman papahku pada shalat tahajud di rumahnya. Logikanya mana ada orang malam-malam memetik bunga yang masih segar dan wangi, dan keadaan bunga seperti itu hanya pada saat siang hari dan mana ada kupu-kupu cantik masuk ke kamar dalam keadaan kamar terkunci rapat dengan lubang udara kamar yang rapat. keesokannya orang-orang itu mendapat keberuntungan. Aku pernah berfikir untuk didatangkan pertanda seperti itu, dan hasil dari harapanku, aku bisa merasakan senang walau sedikit menyeramkan.
Sekarang aku menjalani masa perkuliahanku dengan jurusan pendidikan akuntansi, yang di dukung sekali oleh orangtuaku apalagi papah sangat mendukung karena pada akhirnya menjadi guru. Semoga harapan, keinginan, cita-cita dari papah ini di ridhai oleh Allah SWT. Sehingga yang awalnya aku ingin menjadi seorang anggota KPK dengan tujuan bisa bekerja sama dan membantu mendirikan bangsa, menjadi seorang guru dengan tujuan menciptakan anak bangsa yang bisa mengurangi KORUPSI di Indonesia. Amin ya rabbal’alamin.
Cita-citaku tidak berhenti sampai disini, aku mengawali cita-cita ku dari yang kecil-kecil dahulu. Aku ingat kata mamah “disaat kamu ada di lingkungan yang kamu tidak sukai kamu bisa mencapai keinginanmu, apa lagi jika kamu ada di lingkungan yang kamu sukai?”. Aku selalu semangat oleh kalimat itu dan aku ingin sekali mempunyai pengalaman di tingkat Nasional bahkan Internasional. Dengan cara menulis inilah bagian dari misi aku untuk bisa merasakan menjadi penulis yang baik, bermanfaat bagi Nusa, Bangsa dan Agama.






Read More

© Rully nuR Rahim, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena