Something I want, I Must do it!

Jumat, 30 Desember 2016

Rahasia Menulis yang Rully Banget!

Rul, tulisan lo kalo yang serius-serius gue gak sukak!, buat yang menggelitik lagi dong.

Nah, ini yang gue banget!.
Pada awal saya membuat blog di rullynurrahim.blogspot.com, saya masih menggunakan kata “gue” di dalam tulisan yang saya gunakan (mau bukti?, cek aja deh, heheh). Karena berawal saya dari anak gaul kemudian tetap menjadi anak gaul (maaf, part ini tidak lucu ya J), maka saya tetap menjadi gaul walau tidak gaul-gaul amat, yah yang penting mah sok gaul dah (hahahha).

Bagaimana jika teman-teman memaknai kata gaul dari tulisan ini?, aneh ?, tidak berarti?, atau malah saya dibilang tidak punya ide untuk menulis? (barusan tepat sekali, hihhihi). Selain saya lakukan kegiatan membaca sebagai makanan untuk menyuplai ide menulis saya (tsaaah..), saya juga suka bingung nih untuk mengarahkan tulisan saya bergaya seperti apa. Ada yang bisa memberikan ide kepada saya?. Namun, ada beberapa komentar dari berberapa pembaca tulisan saya, salah satunya seperti kalimat pembuka saya. Ia lebih suka jika saya memakai bahasa gaol gettoh, alasannya pesan dalam tulisan tersebut lebih sampai dan tidak membosankan (masih katanya sih, tapi itu saja sudah alhamdulillah).

Saya lebih suka menulis dengan natural, kebetulan saya masih terbilang penulis pemula. Semua yang saya ingin sampaikan, pasti akan saya tulis dengan natural. Tidak harus seperti dia atau seperti doi (cciiyeeh). Saya lebih memilih bahasa yang komunikatif, jadi saya mencoba menebak dan menuliskan pemikiran orang lain ketika membaca tulisan saya.


Mengapa saya memilih bergaya tulisan dua arah?, coba deh tanya hatimu, sudah dijawab belum? Penasaran? Kepo banget sih? Hahhaha, saya mah suka bercanda ya, jangan suka diambil hati, apalagi tidak meneruskan untuk membaca tulisan saya ini. Sssssttttt.... saya ingin menjawab pertanyaan saya barusan nih (siapa yang nanya, siapa yang jawab, wkwk) Menurut saya dengan itu adalah hal yang menjadi ciri khas saya. Walau saya jujur nih, saya belum mengetahui nama-nama dari gaya bahasa kepenulisan. Hanya saja, saya ingin menulis sesuai kreativitas atau realita dari ide saya sendiri. Natural, biarkan natural begitu saja, tapi harus didampingin dengan rutinitas dalam menulis, agar biasa untuk membuat tulisan yang gue banget!.
Read More

Kamis, 29 Desember 2016

MencintaNya

Tidak semua pantas mengucapkan kata cinta

Cinta yang begitu besar dari anugerah Sang Maha Kuasa

Kamu tidak perlu untuk lelah mengucapkan kata cinta

Karena kata itu tidak akan menghabiskan uang

Tidak menghabiskan waktu

Hanya berucap kalimat tasbih

Cintamu sudah sampai tepat padaNya

Berdekatlah kepadaNya

Maha cinta akan datang dengan sendirinya

Bukan karena uang

Bukan karena waktu

Cinta akan hadir dalam kutipan doa yang engkau lontarkan untuk Sang Illahi Rabbi

Saya sangat mencintaiNya

Melebihi apa yang saya yakini sampai saat ini

Bukan perkara mudah dalam menjalaninya


Karena Yakin saya bisa menjawab dengan mudahnya
Read More

Syukur

Terimakasih,

Atas semua yang engkau berikan di dalam kehidupan saya sekarang ini

Bukan perihal apapun yang saya  inginkan

Tapi semua kebutuhan yang telah engkau anugerahkan

Peruntungan yang saya dapatkan bukan pesoal mudah atau selalu enak

Namun itu hanya orang yang menilai atas keterbatasannya

Melainkan, ia tidak tau atas semua perjuangan saya

Perjuangan yang selalu diselingi dengan doa

Orangtua, keluarga, dan sahabat

Kemudian ditambah dari pasangan dunia maupun akhirat

Yang tampak pada periode umur dua puluh empat

Lebih baik malah lebih cepat



Iri, dengki, dan buruk sangka adalah penyakit hati sejuta umat

Tidak terbendung dari berangasnya kekejaman manusia biadab

Kita hanya manusia di akhir jaman

Hanya berusaha untuk menjadi yang benar dan beriman

Ucapan soleh atau solehahpun masih belum pantas

Berjuang untuk menjadi yang benar untuk menegakan nama Tuhan



Read More

Selasa, 27 Desember 2016

Youth Banten


Mencintai pendidikan Indonesia bukan kata-kata hoax bagi saya. Mencintai pendidikan Indonesia bukan sekedar panorama cahaya yang bias setelah pantulannya tiada. Mencintai pendidikan Indonesia bak air yag terus mengalir hingga ke samudra.

Saya sangat menyukai anak-anak dan dunianya. Tidak bisa memaksakan diri saya untuk meninggalkan dunia yang sukai tersebut. Akhirnya saya memiliki sahabat yang terjun ke dunia anak-anak dan memiliki komunitas dengan meningkatkan pendidikan untuk anak-anak dipinggiran ibu kota. Youth Banten, saya dipertemukan oleh sahabat saya dengan adik-adik di SD Kampug Baru 1 Rajeg, Kabupaten Tangerang.

Keadaan sekolah disana sangat mengkhawatirkan. Dibanding dengan sekolah yang berada satu desa pun perbedannya mencolok sekali. Memang SD Kampung Baru 1 itu memiliki letak geogrfis yang jauh dari area keramain. Penduduk di sana mayoritas memilih untuk bercocok tanam.

Tiga tahun yang lalu saya sempat berkenalan dengan adik-adik. Hingga saat ini saya heran dengan perubahan tubuh mereka yang sangat drastis. Rasa ingin tahu merekapun sangat meningkat, keberanian, wawasannya tidak seperti dulu. Saya sangat salut dengan kakak-kakak Youth Banten yang sangat memperhatikan mereka. Dulu, jika mereka melihat orang asing setiap ekpresi wajahnya sangat malu-malu, tapi sekarang mereka sudah berani untuk bertanya siapa nama orang itu. Saya sangat bangga!

Kegiatan saya di dalam kelas yaitu membantu adik-adik untuk memperkenalkan ilmu komputer dengan kegiatan mengentik.

Ini adalah salah satu pencitraan saya pada kegiatan di hari itu, bukan utuk promosi laptopnya ya. Kebetulan laptop itu menjadi nyawa saya ketika semester 1-6. Entah kenapa tiba-tiba bisa guna lagi hingga sekarang (hehe)
Mereka dibiasaka untuk selalu berdoa untuk memulai dan mengakhiri pelajaran

Rasa semangat mereka sangat terasa sekali, mereka tidak lelah untuk setiap hari belajar. Senin sampai Sabtu mereka belajar dengan guru mereka. Dan hari Minggunya mereka ikut belajar bersama kami. Mimpi mereka sangat jelas sekarang, dari adik yang belum sekolah hingga kelas 3 SMP ada di kelas kami. Belajar bersama, tidak pernah merasa saya yang paling bisa dan tua. Mereka saling membantu dan mengisi, kerjasama, dan saling cinta.


Ada kejadian haru bagi saya. Ketika salah satu adik yang sedang berjalan di belakang kelas tersandung adanya tumpukan bambu, kemudian ia menangis tersndu-sendu, karena merasakan sakit kakinya yang terkena ujugnya bambu. Tapi setelah ia menyelesaikan tangisnya, ia segera belajar kembali bersama kakak-kakaknya sembari tertawa ceria.


Apakah anda seperti itu? Malas belajar karena alasan masa lalu? Come on guys, kita belalakan mata dengan kejadian ini semua. Belajar dengan tidak malas dan tidak perlu beralasan. 
Read More

Estimasi 2017

Impian dan rencana itu dimiliki oleh semua orang. Hanya dalam impian dan rencana tersebut mereka memiliki cara yang berbeda untuk melakukannya. Bahkan semua yang mereka impikan dan rencanakanpun memiliki proses yang begitu dahsyat dalam hidupnya.

“Jika kita keras dengan hidup kita, maka kehidupan akan ringan kepada kita. Tetapi, jika kita ringan kepada hidup kita, maka kehidupan akan keras kepada kita”. ­– Pak Sunarto ­

Begitu nasihat dari dosen yang saya kagumi. Dalam kalimat tersebut beliau menjelaskan bahwa, jika kita begitu ‘menggampangkan’ sesuatu hal yang akan kita lakukan maka proses dalam mengerjakannyapun tidak serius, bisa efeknya malah kita malas mengerjakannya dan muncul kata entar. Tetapi, jika kita mengerjakan suatu pekerjakan dengan serius dan tidak digampangkan maka munculah totalitas diri dalam mengerjakannya, sehingga dampak dari pekerjaaan yang sudah kita kerjakan akan baik terhadap diri kita. Begitu kurang lebihnya.

Analisis saya dalam penjelasakan tersebut dari munculnya kata gampang disini adalah menyepelekan sesuatu.pekerjaan. Apakah pekerjaan yang kita lakukan itu adalah bagian dari mimpi kita? Saya jawab tidak. Mengapa? Karena yang saya kerjakan sekarang ini hanya sebagai modal untuk mencapai keinginan saya (curhat dikit).

Pendidik, saya ingin sekali menjadi pendidik. Ini adalah impian yang masih baru saja muncul, tetapi sudah menjadi peringkat pertama. InsyaAllah tahun depan yang tinggal beberapa hari ini akan terwujud, aamiin (minta doanya ya teman-teman)

2D, bukan 2 Dimensin ya, tetapi Dosen atau Dokter. Menurut saya 2 profesi itu adalah pekerjaan impian saya, nah profesi dokter sudah saya Blacklist nih, alasannya tau kan ya pasti?. Saya anak ekonomi yang berjiwa seni (ciye) dan sekarang profesi dokter itu berpindah menjadi profesi impian untuk memiliki suami (tsaaah,,). Gak mungkin saya menjadi dokter, tapi punya suami dokter bisa mungkin lah ya (aamiin in dong). Entah pendidik atau dosen deh, se RidhoNya. (ngarep banget sih rul)

Banyak hal yang saya sesali di 2016 ini, semoga bisa tercapai di tahun 2017 dengan lancar, dipermudah, dan barokah. Saya bukan tipikal orang yang men-show up apa keinginan terdalam saya. Walau kata orang jika kita memberi tahu apa yang kita inginkan itu agar didoakan oleh banyak orang. Tapi saya memilih untuk meminta doanya saja ya J dan yang pasti saya ingin menjadi pendidik.


Alasan mengapa saya ingin menjadi pendidik adalah karena saya memiliki visi untuk mengurangi korupsi di Indonesia. Kok bisa? Pertama, korupsi itu muncul dari orang yang tidak memiliki etika, lebih jelasnya orang pintar tidak bertetika. Pertanyaannya, orang pintar seperti apa? Ya, yang memiliki skill untuk mencatat keuangan. Nah, lebih gamblangnya adalah mereka anak Akuntansi yang menjadi Accounting yang tidak beretika. Karena saya dari prodi Pendidikan Akuntansi, akhirnya saya terpanggil untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia. Kedua, bagaiman cara saya untuk membuat impian saya nyata?, dan jawabannya ada di diri saya, apakah itu hanya sebatas rencana? atau khayalan belaka?. Dan alhamdulillah saya memiliki keyakinan untuk mengatakan “Bisa!”.

#30DWCJilid3
#Day 27
Read More

Minggu, 25 Desember 2016

1000 Guru Malang, Traveling and Teaching 7




“Adik-adik ayo kita main ABC lima dasar ya, ayo siapa tau nama hewan yang huruf depannya N?”

Kemudian mereka diam untuk memikirkan pertanyaan dari saya, alhasil mereka tidak bisa menjawab.
“ndak tau Kak, apa Kak kasih tau!” seru mereka bersamaan.
Saya dan Kak Fiya menjawab, “Nyaamuuukkk...”
Mereka kesal, menurut mereka bukan nyamuk jawabannya.
“Nyamuk itu depannya eny Kak”.
Saya menjelaskan, “loh iya, eny itu depannya N kan? Kemudian ditambah ada Y nya.”
Ada satu adik laki-laki disana bilang, “eny itu depannya E Kak”.
Saya dengan Kak Fiya tidak bisa menahan tawa dan alhamdulillah dapat diabadikan.



MI Tarbiyatul Ulum Sumberkerto, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. Disana mereka menempuh pendidikan dengan fasilitas yang terbilang masih harus diperbaiki. Akses mereka ke sekolah saja ada yang harus menempuh perjalanan minimal 45 menit, jalan yang mereka lewatipun tidak mudah berlumpur, licin, dan menjulang.


Hari itu 1000 Guru di seluruh Indonesia serentak untuk memperingati  Hari Pendidikan Nasional sehingga saya bersama teman-teman volunteer yang digawangi oleh Kak Reno sebagai ketua 1000 Guru Malang, saat itu memiliki visi dan misi bersama untuk berbagi ilmu dan bermain bersama adik-adik yang berada di sekolah tersebut. Kebetulan kami tidak memiliki tujuan apa-apa selain merasakan bahagia bersama.
 
Volunteer bersama Bapak Kepala Desa
Kadang banyak orang yang tidak paham dengan kami yang selalu melakukan kegiatan ini. Kami tidak punya alasan mengapa, tapi kami punya alasan untuk bertahan yaitu jika kamu telah membaca kalimat ini.

“Beri kami 1000 Guru, jangan beri kami 1000 bangunan tanpa Guru” -1000 Guru-





Di sekolah tersebut memiliki siswa dari TK sampai kelas 6 SD, masing-masing kelas tersebut hanya berjumlah satu kelas saja. Saya bersama Kak Ruri, Kak Disi, Kak Oscar, dan Kak Irma diberi tugas untuk memberikan materi mengenai Tekhnologi di kelas V. Kami mengajari mengetik, bermain Teka Teki Silang, sampai  bernyanyi.

Menjadi petugas upacara untuk mengibarkan bendera (feeling so lucky)
Kegiatan untuk menyikat gigi bersama
Keseruan mereka belajar menggosok gigi


Sesi pendekatan dengan dua adik ini (maaf saya lupa namanya) yang telah memilih saya sebagai kakak angkatnya (ciyeeh)

Selesai di kelas selajutnya saya menjadi apoteker dadakan (tenang sudah terlatih kok, pelatihnya ada di samping saya. Yaps Kak Ruri hihihi). Ada kegiatan pengobatan gratis untuk para orangtua. Mayoritas penduduk disana mayoritas berbahasa Madura, sehingga saya dengan Kak Ruri memiliki translator terbaik (wihihihi). Kak.... (maaf aku lupa namanya, maaf Kak)
 
Pengobtan Gratis
Di lain tempat siswa kelas V tetap berlatih bersama Kakak – Kakak volunteer untuk penampilan pentas seni nanti malam.





Kakak volunteer yang lain pun kerja bakti untuk membersihkan sekolah tersebut




Ada yang kalah berani dibanding adiknya, hihiihi
Setelah Pengobatan Gratis selesai, kami kembali memanfaatkan waktu untuk latihan pentas seni nanti malam.


Malam harinya semua siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 berpentas seni dengan lagu “Terimakasih Guruku”. Mereka menampilan keahlian yang bermacam-macam salah satunya mayoritas dari mereka memiliki keahlian Pencak Silat. Penampilan dari masing-masing kelas dilombakan hingga siswa-i kelas 2 menyabet juara 1.

 
Penampilan kelas V, walau tidak menang kalian sudah menang di hati saya

Atraksi Pencak Silat dari kelas VI

Kebahagiaan adik-adik Kelas II

 
Keesokan harinya kami berpamitan dengan siswa/i serta guru dan masyarakat sekitar MI Tarbiyatul Ulum dan ternyata banyak dari adik-adik yang menangis atas perpisahan kami kembali untuk beraktivitas sehari-hari. Selanjutnya kami volunteer dan kakak pengurus 1000 Guru Malang menghabiskan waktu di Pantai Pulodoro.



kesediahan mereka dengan terurai air mata





Disaat itu saya merasa ada genggaman tanganmu yang selalu menjagaku selalu (ngayal-maksa, hahhaha)






Begitulah pengalaman saya menjadi volunteer 1000 Guru Malang, tidak bisa banyak berkata-kata walau lelah tidak masalah. Jika ada kesempatan lagi untuk ikut, pasti saya akan kembali mengemban senyum untuk adik-adik dipelosok negeri. Aamiin.




#30DWCJilid3

#day25
Read More

Sabtu, 24 Desember 2016

Ingin Coba Berani Bebas? Lakukan dengan yang Pasti Pas!

Kebebasan sudah menjadi pedoman anak muda jaman sekarang yang disalah artikan. Kebebasan yang disalah artikan itu megikis budaya malu yang sangat mengkhawatirkan.

Lantas, mengapa bisa seperti itu?

Mari kita lihat budaya – budaya indonesia yang akhir-akhir ini mendunia.
Om Telolet Om
(bisa baca dahulu tulisan saya di Om Taubat Om)
Atau
Budaya Salam sudah digantikan oleh ping!!!
(dapat melanjutkan membacanya di Ping!! VS Salam)

Itu masih hal yang simple loh, tapi mereka bisa menepis jawaban yang tidak biasa itu dengan kata KEBEBASAN.
Atau ada yang berkata, “terserah gue dong, hidup-hidup gue kok lu yang ngatur!”
Sepertinya ada yang salah mengerti ya?
Apakah benar jika kita sedang diingatkan berbalik berakata seperti itu?
Kita harus membiasakan untuk berkaca diri. Minimal 1 hari 1 kali, dilakukan sebelum tidur. Jika tidak bisa, berikan 1 hari dalam seminggu untuk kamu menyendiri. Jika tidak bisa buat 1 kali dalam 1 bulan. Jika tidak bisa lagi, coba deh perbaiki pola hidupmu dengan solat lima waktu, itu saja.

Hidup tanpa aturan, imposible banget bukan?
Kita makan saja memiliki aturan, contoh: makan harus dengan memakai tangan kanan. Tapi sebelum itu, ada aturan yang memerintahkan jika kita harus tau makanan yang akan kita makan adalah halal. Namun, sebelum itupun kita harus tau, membeli makanan tersebut memakai uang dari mana? Halal atau tidak?. Sama halnya dengan fenomenal Om Telolet Om ini, demi dibilang hits ada pelajar yang bolos sekolah kemudian menuliskan “Minta Teloletnya Om” sambil menghadap jalan, direkam, pake seragam, ketawa-ketiwi, terus captionnya ini gaya gue lo gak suka jangan marah, bebas berekspresi di jalan atau di rumah, konyol! Gerrah banget ya jadinya.

Tolong deh, tolong banget. Bisa tidak untuk menggunakankata kata BEBAS itu hanya di bagian yang positif saja?, untuk yang negatif menggunakan kata lain, jangan bebas juga? Seperti halnya kata inspirasi, bisa dilihat pada tulisan saya di Arti Inspirasi dan Menginspirasi

Bagi saya bebas atau kebebasan itu adalah bonus dalam kehidupan saya. Misal: bebas dari tugas, kemudian membuat karya, menjadikan refreshing diri, dan merasakan feedback yang baik untuk diri kita sendiri. Disini bukan berarti refreshing harus jalan-jalan keluar rumah, bagi saya kita berkomunikasi dengan orang lainpun sudah membuat refreshing diri (contoh: berdiskusi dengan orang tua mengenai masa depan, tsaaah), mengapa? Karena jika kita bertemu hingga berbicara dengan orang lain, kita memerlukan senyuman. Dari senyum itu kita dapat merasakan feedback yang baik serta menenangkan otak kita dari segala kesibukan. Masih bingung? coba deh praktekan, saya hanya dapat berbagi sesuai pengalaman.:) Dan satu lagi, dengan komunikasi itu ternyata menurut penelitian di salah satu buku yang saya baca (terkesan anak rajin ye? Hehhe)  membuat otak dan pikiran kita menjadi tenang, dengan alasan kita bertemu dengan suatu hal yang baru tidak hanya itu melulu. Pernah merasakan tidak, buat kamu yang suka rumpi-rumpi mulai dari jam 7 malam tau-tau sudah mau subuh aje. (lebay hahha intermezo sedikit)

Oke, kita balik mengenai kebebasan.

Kita hidup di Indonesia seharusnya bersyukur, karena negara ini adalah negara damai (aamiin). Nah, coba jika kita hidup di negara yang sedang berjihad, kamu akan berbuat apa? apa selalu menuntut akan kebebasan?. Setiap orang memiliki tuntutan kebebasan yang berbeda loh.

So, kamu ingin bebas seperti apa?
Berkualitas atau yang pas-pas?
Kalau boleh, yang pas-pas menjadi yang Pasti Pas bisa?
PHP lah sama janjimu (Pemberi Harapan Pasti)

#30DWCJilid3
#Day24



Read More

Jumat, 23 Desember 2016

Om Taubat Om



Kata para penyandang gelar Ph.D (@malakmalakmal) Profesor Harakah dan Dakwah, anak muda itu setidaknya punya tiga ciri, yaitu: (1) banyak inisiatif, (2) cepat belajar,(3) gesit bergerak, karena tiga hal tersebut, maka sudah semestinya para pemuda senantiasa sibuk dalam hari-harinya. Bahkan jika tak ada kesibukan, mereka seharusnya sanggup menemukan kesibukan yang produktif. Saya tidak paham mengapa sekarang banyak anak muda yang tidak punya kesibukan selain sekolah dan kuliah, tidak punya hobi yang ditekuni, tidak punya keinginan untuk menyibukan diri. Pada akhirnya, mereka sendirilah yang membonsai potensi dirinya sehingga menghabiskan masa mudanya tanpa gairah dan tenggelam dalam seribu bait lagu galau. Kita tak bisa berharap kepada para pemuda yang punya banyak waktu kosong. Jika tidak disibukkan dengan kebaikan, besar kemungkinan manusia akan disibukkan dengan kemaksiatan.

Maka kita bisa serapi kalimat ini

Om Taubat Om, kita sebut saja seperti itu.
Bukan saya termasuk orang suci untuk menyelenting kalimat-kalimat ini.
Kreatif? Ya, bisa dibilang kreatif dalam menyikapi Om Telolet Om, tapi apakah masih ada waktu yang harus kita kerjakan selain menunggu datangnya... hiyah~ tau lah ya..
Ayo deh, kita sikapi ini secara bijak. Jangan sampai salah menggunakan kata bijak dan kreatif dalam rooming OM TELOLET OM ini. Sampai-sampai ada perilaku negatif yang tidak bisa menyaring hal-hal yang berbau Hits.

Contoh baiknya, ada seorang DJ yang membuat lagu hasil inspirasi OM TELOLET OM ini. Bukan hanya nyampah disembarang media dengan hanya mau dibilang hits. So, bijak sajalah ya. Hihihihi

#30DWCJilid3
#day23



Read More

Kamis, 22 Desember 2016

Cara Memilih Pekerjaan untuk Fresh Graduate


Hai readers, bagaiman kabarnya?
Semoga baik ya J aamiin..

Sedikit kasih bocoran mengenai apa sih sebanarnya yang kita inginkan untuk masa depan?. Jika jawabannya akan menikah mah itu pasti ahahha. Lagian itu adalah hal yang wajib bagi seorang muslim dan muslimah dalam menjalankan perintah agama. Namun, jika bukan muslim dengan muslimah berati muslim dengan muslim atau muslimah dengan muslimah? Naudzubillahiminzalik.

Mulai ngelantur nih saya hahha, pasti kalau membicarakan masa depan suka keserempet hihihi. Back to the topic!

Ya, saya ingin membocorkan rahasia kegiatan saya akhir-akhir ini. Pertama, pkl 08.00 – 17.00 WIB jiwa raga saya ada di kantor (ciyeeh), alhamdulillah saya sudah menjadi Accounting dari salah satu perusahaan swasta di Jakarta yang liburnya hanya hari minggu (wkwkwk). Kedua, pkl 18.30 – 19.30 WIB saya mengajar Privat di rumah untuk adik-adik Sekolah Dasar di sekitar lingkungan rumah saya. Pertanyaannya kapan saya menulis? Jawaban saya adalah ketika diperjalanan pulang dari kantor ke rumah, kemudian di lanjut setelah mengajar Privat. Lelah? Tidak dong, kan sudah komitmen. Walau, jujur saja untuk 30 DWC ini saya tidak maksimal. Em,,, tapi sebenarnya sewaktu jilid 2 juga sih, karena disaat itu saya sedang mengerjakan skripsi sampai pola hidup saya salah hahaha

Malam jadi Siang, Siangpun jadi Malam.
Secara untuk membuat produk saja saya harus rekam suara saya dengan menunggu seluruh lingkungan saya diam. Bisa bayangin kan? Ketika itu kosan saya sedang di renovasi oleh tukang bangunan yang tiap pagi palunya membangunkan saya. Tapi tak masalah satu hari ada dua puluh empat jam kan? Tidak perlu banyak alasan untuk hal apapun. J

Nah, dari pada saya curhat lagi lebih baik saya memberikan gambaran atau wawasan untuk readers dan diri saya sendiri dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan diri anda lebih baik. Bukan ingin menggurui, hanya saja saya memilii unek-unek atas pengalaman saya saat ini.

1.    Pilih pekerjaan sesuai pasion kamu
Jujur saja, saya tidak suka pekerjaan yang berkontrak, saya lebih suka freelanch. Mengapa? Karena freelance yang saya temui lebih banyak gajinya dibanding yang berkontrak, hahha curcol dikit. Sebenarnya sih karena yang freelance itu pekerjaan yang sangat saya sukai, walau pahit bagaimanapun saya tetap jalani dengan senang hati. Tapi, bagaimana jika itu bukan pekerjaan yang tisak kita sukai atau diluar pasion kita? Sebenarnya bisa saja, cuma untuk diri saya pasti merasakan hal yang berbeda. Jika sedikit ada masalah ujung-ujungnya males kerja, ngeluh terus, sampai saya meliburkan diri dan mengajukan surat resign. Hahaha. Ini nyata banget loh, makanya sebelum kita para fresh graduate melamar pekerjaan kita harus telaah dulu, apakah pekerjaan ini sesuai dengan pasion kita?

2.    Pilih pekerjaan sesuai kapasitas dan kemampuan
Wah gaji disana besar, yasudah saya akan melamar.
Duh, belum bekerja saja kok mengaharapkan gaji duluan? Buktikan dulu dong kamu yang punya keahlian, jika sudah boleh deh tawar menawar dengan pimpinan (wkwkkwk). Jangan memaksakan kehendakmu dalam pekerjaan, jika tidak bisa untuk menjadi diposisi yang dibutuhkan, silahkan deh cari pekerjaan sesuai keahlian. Tapi, jika lulusan akademisimu berbeda dengan apa yang kamu lamar, namun kamu memiliki portofolio sesuai yang diharapkan oleh perusahaan, monggo deh silahkan untuk melamar dan berikhtiar.

3.    Pilih pekerjaan sesuai hobi
Nah kalo ini yang paling dinantikan. Tidak salah dong banyak orang yang memiliki pekerjaan sesuai hobi yang ia jalankan.
Hobi dan pasion beda loh ya (bisa dilihat pada tulisan saya disini (Mengupas Hobi) 
Tapi jangan terlena dengan pekerjaan sesuai hobi kita, biasanya hanya ada di sementara waktu. Tapi tenang, rejeki ada di tangan Tuhan.

Ketiga hali itu hanya sedikit reminder buat saya dan para readers semua. Untuk selebihnya kita serahkan pada Sang Maha Kuasa, yang terpenting itu adalah apapun pekerjaan yang kita kerjakan itu mendapat ridho dariNya, profesional, tanggungjawab, dan amanah.

#30DWCJilid3
#Day22



Read More

Rabu, 21 Desember 2016

WISUDA


9 Oktober 2016 adalah hari bersejarah di wisuda keempat dalam hidup saya. Mama, Papa, dan Adik datang langsung dari Tangerang untuk melihat saya di panggil dan bersalaman dengan anggunnya bersama Bapak Rektor Universitas Negeri Malang. Namun, ada satu hal yang membedakan perasaan saya dengan teman yang lain, yaitu perasaan dimana saya tidak begitu menyukai sesuatu yang di elu-elu kan. Hemm.. aneh ya saya, kata teman saya pun begitu.

“Rul, kamu itu wong paling aneh. Mosok seh awak e wisuda kabeh wong tuone dateng, umak malah gak mau”.

Bukannya gak mau,tapi banyakpertimbangan yang aku fikirkan sist. Dari jarak sampai hasil kuliahku sendiri, bukan nyesel ya beda. Tapi lebihberfikir ke dariku opo seh sing dibanggakno?. Banyak pencapaianku di kuliah ini gak tercapai. Weslah, legowo ae.

Tapi akhirnya kami di acara wisuda saya, kami berempat lengkap. Alhamdulillah..


Terimakasih buat teman-teman yang sudah memberikan semangat kepada saya juga Dosen pembimbing yang selalu mengacc SKRIPSI saya, sampai akhir sidangpun Skripsi tidak ada revisi. Alhamdulillah..

Pak Tuhardjo, Pak Eka, Pak Sunaryanto, terimakasih nggeh Pak matursuwun atas segala bimbingan dan masukannya Pak.

Banyak yang bertanya mengenai Skripsi saya membahas mengenai apa. Hemm, saya mengambil tema Media Pembelajaran, tema itu sudah saya siapkan dengan matang sekali. Alasan saya untuk mengambil tema itu karena,
1.    Sewaktu di masa kuliah saya suka sekali dengan mata kuliah media pembelajaran, kebetulan saya pun alhamdulillah mampu untuk melakukan suatu pengembangan media, akhirnya saya terpojok untuk mengambilnya.
2.    Tapi tidak sesimple itu, kemudian saya menelaah dahulu mengenai penelitian yang lainnya. Contoh: Ekperimen, kualitatif, kuantitatif dsb.
3.    Setelah saya memikirkan proses dari setiap penelitian yang saya telaah, kemudian saya memikirkan akses jika saya mengambil penelitian eksperimen misalnya, di penelitian tersebut saya harus selalu berurusan dengan orang luar, saya beri contoh orang luar itu sekolah (kebetulan saya prodi Pendidikan Akutansi). Karena saya bukan anak motor dicampur perempuan tulen (re: gak bisa bawa motor hahaha) akhirnya saya hanya bisa mengandalkan diri saya sendiri dengan memilih sekolah yang strategis (bisa naik angkot hanya sekali) dari kosan dan saya memilih SMK Negeri 1 Malang (di sekolah Kajian Praktik Lapangan dulu).
4.    Saya suka dengan musik dan alhamdulillah suka dengan mengarang lagu sekaligus belum ada judul skripsi yang mengambil Lagu Akuntansi. (sesuai pasion kamu dalam mengambil tema ya gengs)

Langkah-langkah ini bisa di ambil untuk teman-teman yang sedang mempersiapkan sripsi, yaitu banyak baca! Kudu banyak baca penelitian terdahulu.

Skripsi jangan dibuat momok yang bagaimana gitu ya.. snatai saja. Hitung-hitung uji mental kita sebelum mausk di dunia kerja. Ada yang bilang skripsi ingin dihapuskan. Duh, itu saya tidak setuju banget, karena pengerjaan skripsi itu prosesnya luar biasa. Untuk di dunia kerja belum seberapa. Jangan banyak mengeluh saja kuncinya, tidak percaya? Tanya saya sebagai buktinya.

Btw kok malah bahas skripsinya sih. Hehhehe

#30DWC jilid 3

#Day 21

Read More

Selasa, 20 Desember 2016

Visit Pondok 2016


Ehem.. pencintraan dulu ahhaha


Coba tebak saat itu saya dimana?

Masih di Pulau Jawa atau luar Pulau Jawa?
Wah.. ada yang jawabannya benar ada juga yang belum nih.
Jengg... jengg...
Saya ada di Singosari, Malang, Jawa Timur looh. Tepatnya disana saya bersama teman-teman Volunteer mencoba untuk bermain bersama Pondok Pesantren Yatim dan Du’afa Al-Ikhlas, sudah ada yang tahu atau yang pernah kesana?

Adik-adik di Pondok Pesantren (PP) berjumlah kurang lebih 70 orang. Kebetulan kami mendapat kesempatan untuk melihat dan bermain bersama dengan adik-adik Ikhwannya, untuk yang Akhwatnya lain kali kita bisa main ya?

Pertama kali saya tahu ada acara Visit Pondok ini saya tidak sampai berfikir 2 kali untuk ikut serta. Yaps, langsung daftar saja walau memikirkan tempat dan kesibukan saya yang waktu itu sedang nganggur banget dikosan. Hahhahha.

Walau niat awal saya itu untuk mengisi waktu luang, tapi sebenarnya bukan hanya itu melainkan saya ingin tahu bagaimana sih suasana Pondok Pesantren itu. Karena dulu saya sebenarnya pengen banget untuk masuk ke Pondok Pesantren, tapi ya~ belum dapet ijin dari ortu. Mungkin lebih khawatir saja kali ya anak lulus SD yang masih manjah ingin hidup sendiri. Eaaa...

Oke next ke acara ketjeeh dari Sahabat Pelajar Jawa Timur ini. Ternyata Visit Pondok 2016 adalah acara pertama yang mereka adakan dan kami volunteer menjadi angkatan pertama. Alhamdulillah, InsyaAllah akan terus ada Visit Pondok, Visit Pondok seterusnya aamiin.

Ayo kita dukung acara yang sangat bermanfaat ini, selain kita mengenal banyak teman, kita juga akan mendapat ilmu dari adik-adik mandiri yang datang dari seluruh Indonesia. Adik-adik yang berada di PPAD Al-Ikhlas ini mayoritas dari wilayah Indonesia bagian barat.

Bisa disangka tidak, anak usia SD bahkan TK dan Playgroub disana sudah hidup tanpa orang tua?, bisa bayangin tidak jika kita berada diposisi mereka?, sedih, sangat sedih bagi saya, bahkan sudah ketahap miris untuk melihat mereka. Walau, tidak separah apa yang dirasakan oleh adik-adik di wilayah perang saudara.


“Ibu, ibu kita main SOS saja yu!”.


Ketika itu saya dipanggil ibu oleh adik-adik kelompok 3 yang saya pegang.
Saya tidak langsung menoleh ketika itu, tapi saya menahan air mata saya untuk tidak menangis dihadapan mereka. Kemudian, saya hanya jawab,
“Dek, jangan panggil ibu ya, panggil kakak saja”.
Disaat itu saya hanya berusaha senyum kepada mereka, tapi saya selalu teringat kalau mereka ini tidak memiliki seorang ibu, tidak pernah tau gimana rasanya disayangi oleh seorang ibu, sungguh kuat sekali hati mereka bukan?. Mereka hanya tau sosok seorang Ustad (ayah), bisa dibayangkan bukan?


Kemudian dari Volunteer memiliki jam untuk berbagi ilmu untuk membersihkan diri. Cara mandi, menggosok gigi, ganti pakaian, dan ilmu kebersihan badan dari awal bangun tidur hingga mau tidur.
Di sela-sela saya mengawasi adik-adik kelompok 3 praktik membersihkan diri salah tunya dengan menggosok gigi, dari mereka ada yang mengeluarkan darah, uh sungguh menyedihkan bagi saya untuk melihat itu. Namun ditambah ada dari mereka yang tidak memiliki sikat gigi, ya Allah saya bingung untuk mengatasi keluhannya. Karena saya tahu untuk kita membeli keperluan makan pun harus memilki waktu yang tidak sebentar, bagaimana dengan membeli sikat gigi?. Bukan dari panitia atau volunteer yang tidak menyiapkan, tapi informasi dan persiapan kita terbatas. Akhirnya, salah satu panitia ada yang membeli sikat gigi untuk adik yang berada di kelompok saya, namun setelah sikat gigi itu terbeli sayapun lupa untuk memberikan kepada adik satu itu. Ya Allah sungguh penyesalan itu saya bawa sampai sekarang. Saya ingat adik itu, ini



Lalu ketika saya asyik bermain bersama mereka, saya melihat ada disalah satu telinga adik dikelompok saya yang memiliki luka dikupingnya. Luka itu berupa seperti darah dan nanah, uh saya hanya bisa bertanya, “dek, ada apa dengan telingamu?”. Dijawab oleh teman-temannnya, “telinganya sakit kak, dia suka menangis kalau malam”. | “Kenapa tidak bilang oleh Ustad?” | “sudah kak, tapi dia tidak mau minum obat”. (dengan logat timur mereka)
Saya hanya bisa berdoa, hati saya sungguh tak kuasa bertanya lebih dalam.
“oke deh, kita ingin main apa lagi?”, lanjut saya.



ketika pemberian materi ada yang tetidur


Pada sesi Outbond, saya menemukan adik-adik yang malu dan tidak mau bergabung dengan kami. Karena mereka tidak biasa melihat wanita selain ibu yang memasak makanan dan ibu yang mencuci pakaian mereka. Alhasil, saya memancing mereka untuk bermain dengan membawa balon yang saya bawa.

Saya membujuk satu demi satu. Ada yang merespon
Saya tidak memiliki kelompok kak (saya jawab, masuk ke kelompok kakak ya, kelompok 3)
Saya kakinya lagi sakit kak (ini alasan yang dipakai karena salah satu dari mereka malu)
Ada yang merespon dengan lari hingga mengumpat jika saya hampiri. Dan sayapun ikutan mengejar mereka sampai gudang dan kamar mereka. Perjuangan
Sampai ada yang tidak mau menjawab pertanyaan saya karena ia telah baligh, jadi ia malu dengan kehadiran saya. MasyaAllah.. ia sangat menghormati saya saat itu.

Dan akhirnya saya memiliki adik asuh segini..



Yang awalnya hanya segini..



Yeaayyy,, sungguh menyenangkan sekali bersama mereka. Kita juga membuat tempat alat tulis yang mudah dibuat hanya memakau kardus bekas.

I LOVE CHILDREN
I LOVE CHILDREN
I LOVE CHILDREN
SAYA SANGAT SUKA ANAK-ANAK DAN CINTA DENGAN DUNIANYA.
Sedikit tips nih jika readers ingin menjadi Volunteer untuk menghibur mereka mendekatinya seperti apa,
1.    Menyukai dunia mereka, contoh: jika ia suka bermain bola, coba saja ajak ia bermain bola atau jika di ruangan buat gulungan kertas yang menyerupai bola lalu mainkan dengan tangan.
2.    Saya pernah tau jika mendekati anak-anak di jaman sekarang itu dengan kamera, saya ajak mereka untuk foto bersama atau bisa memperlihatkan video/film yang mendidik.
3.    Ajak mereka berbicara tentang kesehariannya, kapan ia bangun tidur?, kapan belajar?, dan hal lainnya.
4.    Puji mereka dengan motivasi, contoh: “adik akan pintar jika terus hapalan Al-Qur’an”, “jika kita membuang sampah di tempat sampah berarti kita sudah beriman bukan?, kebersihan itu sebagian dari i...man?? pintar sekali!”.

Ini berlaku untuk usia 5-10 tahun kurang lebihnya bersekolah SD. Ini bukanhal yang paten, hanya pengalaman saya yang suka dengan anak-anak dan dunia pendidikan.

Sampai sekarang saya kagum dengan mereka, sudah bisa mengahapal Al-Qur’an looh,,, dengan keterbatasan yang ia miliki. Ada yang sudah hapal 2-4 Juz, mayoritas umur mereka masih kecil loh. Apakabar nih kita yang sudah mau kepala dua atau tiga?. Yuk kita belajar banyak dari mereka. Dan jangan lupa selalu berbagi ya J
Terimakasih


#30DWC Jilid 3
#Day 20




Read More

© Rully nuR Rahim, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena