Something I want, I Must do it!

Sabtu, 24 Desember 2016

Ingin Coba Berani Bebas? Lakukan dengan yang Pasti Pas!

Kebebasan sudah menjadi pedoman anak muda jaman sekarang yang disalah artikan. Kebebasan yang disalah artikan itu megikis budaya malu yang sangat mengkhawatirkan.

Lantas, mengapa bisa seperti itu?

Mari kita lihat budaya – budaya indonesia yang akhir-akhir ini mendunia.
Om Telolet Om
(bisa baca dahulu tulisan saya di Om Taubat Om)
Atau
Budaya Salam sudah digantikan oleh ping!!!
(dapat melanjutkan membacanya di Ping!! VS Salam)

Itu masih hal yang simple loh, tapi mereka bisa menepis jawaban yang tidak biasa itu dengan kata KEBEBASAN.
Atau ada yang berkata, “terserah gue dong, hidup-hidup gue kok lu yang ngatur!”
Sepertinya ada yang salah mengerti ya?
Apakah benar jika kita sedang diingatkan berbalik berakata seperti itu?
Kita harus membiasakan untuk berkaca diri. Minimal 1 hari 1 kali, dilakukan sebelum tidur. Jika tidak bisa, berikan 1 hari dalam seminggu untuk kamu menyendiri. Jika tidak bisa buat 1 kali dalam 1 bulan. Jika tidak bisa lagi, coba deh perbaiki pola hidupmu dengan solat lima waktu, itu saja.

Hidup tanpa aturan, imposible banget bukan?
Kita makan saja memiliki aturan, contoh: makan harus dengan memakai tangan kanan. Tapi sebelum itu, ada aturan yang memerintahkan jika kita harus tau makanan yang akan kita makan adalah halal. Namun, sebelum itupun kita harus tau, membeli makanan tersebut memakai uang dari mana? Halal atau tidak?. Sama halnya dengan fenomenal Om Telolet Om ini, demi dibilang hits ada pelajar yang bolos sekolah kemudian menuliskan “Minta Teloletnya Om” sambil menghadap jalan, direkam, pake seragam, ketawa-ketiwi, terus captionnya ini gaya gue lo gak suka jangan marah, bebas berekspresi di jalan atau di rumah, konyol! Gerrah banget ya jadinya.

Tolong deh, tolong banget. Bisa tidak untuk menggunakankata kata BEBAS itu hanya di bagian yang positif saja?, untuk yang negatif menggunakan kata lain, jangan bebas juga? Seperti halnya kata inspirasi, bisa dilihat pada tulisan saya di Arti Inspirasi dan Menginspirasi

Bagi saya bebas atau kebebasan itu adalah bonus dalam kehidupan saya. Misal: bebas dari tugas, kemudian membuat karya, menjadikan refreshing diri, dan merasakan feedback yang baik untuk diri kita sendiri. Disini bukan berarti refreshing harus jalan-jalan keluar rumah, bagi saya kita berkomunikasi dengan orang lainpun sudah membuat refreshing diri (contoh: berdiskusi dengan orang tua mengenai masa depan, tsaaah), mengapa? Karena jika kita bertemu hingga berbicara dengan orang lain, kita memerlukan senyuman. Dari senyum itu kita dapat merasakan feedback yang baik serta menenangkan otak kita dari segala kesibukan. Masih bingung? coba deh praktekan, saya hanya dapat berbagi sesuai pengalaman.:) Dan satu lagi, dengan komunikasi itu ternyata menurut penelitian di salah satu buku yang saya baca (terkesan anak rajin ye? Hehhe)  membuat otak dan pikiran kita menjadi tenang, dengan alasan kita bertemu dengan suatu hal yang baru tidak hanya itu melulu. Pernah merasakan tidak, buat kamu yang suka rumpi-rumpi mulai dari jam 7 malam tau-tau sudah mau subuh aje. (lebay hahha intermezo sedikit)

Oke, kita balik mengenai kebebasan.

Kita hidup di Indonesia seharusnya bersyukur, karena negara ini adalah negara damai (aamiin). Nah, coba jika kita hidup di negara yang sedang berjihad, kamu akan berbuat apa? apa selalu menuntut akan kebebasan?. Setiap orang memiliki tuntutan kebebasan yang berbeda loh.

So, kamu ingin bebas seperti apa?
Berkualitas atau yang pas-pas?
Kalau boleh, yang pas-pas menjadi yang Pasti Pas bisa?
PHP lah sama janjimu (Pemberi Harapan Pasti)

#30DWCJilid3
#Day24



0 komentar:

© Rully nuR Rahim, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena