Something I want, I Must do it!

Sabtu, 17 Desember 2016

Apa selalu dengan Cinta?


Masa lalu?
Cinta?
Suka banget buat dibahas.
Masalah kecewa?
Penyesalan?
Apa pantes untuk di ucapkan?
Ya, bisa kita bicarakan berdua. Aku dan kamu, yang memiliki masa depan yang luar biasa mari kita jalani bersama dengan ikatan keluarga. (Uuuuhhh)
Masih biasa bahasanya?
Oke kita akan seriuskan mulai saat ini, aku hanya tunggu kau di rumah bersama kamu dan keluarga. (Eaaaa)

Masa lalu saya relatif sederhana, sungguh sangat sederhana malah.
Sederhana di mata orang, sederhana dalam bersabar, sederhana dalam bekerja, dan sederhana untuk mendapatkan doi. (tetep, ahhaha)

Dari kata sederhana itu saya bisa berbicara dalam penglihatan yang istimewa. Mengapa? Karena saya ingin belajar banyak hal, masih bingung? gini loh..
Pertama, sederhana di mata orang.
Saya terlahir dikeluarga yang sederhana, bukan seperti bangsawan yang uangnya tidak akan habis sampai tujuh turunan, katanya. Nyesel? Kagak doongs. Bersyukur? Bangeeets malah. Banyak pandangan dari orang-orang mengenai saya yang tidak suka “jajan”, yaps savecost tujuannya. Karena menurut saya untuk masalah perut itu bukan sekedar kenyang, tapi kudu sehat dan halal. Saya lebih memilih bawa bekal dari rumah untuk makan ke sekolah atau masak sendiri sewaktu jadi anak kuliah.
Wah mungkin Rully gak pernah makan di cafe atau di restaurant kali ya?
Ets, jangan salah. Dasarnya saya gak suka ke cafe malah. Aneh ya? Kalau bukan gratisan atau undangan momentum, saya gak akan kesana. Ahahha
Saya lebih suka makan makanan tradisional dari berbagai daerah. Mungkin efek bosan melihat makanan di resent update berbagai sosial media.
Alhasil, saya bisa hidup hemat dan sehat. Tidak perduli apa orang lain bilang, untuk menjaga dirimu saja tidak bisa, nanti bagaimana menjaga keluarga? Ihiiir
And btw, saya juga kurang cocok dengan segala makanan ber MSG. Kurangi makanan seperti itu ya teman-teman.

Kedua, sederhana dalam bersabar
Orang sabar nanti pantatnya lebar
Entah asal mula kalimat ini dari mana intinya, sabar itu tidak ada batasnya. Tahu kan kamu?, bahwa Allah selalu ada bersama orang-orang yang bersabar. Sangat sederhana bukan?. Saya juga pernah mengalami begitu pahit untuk menjalani hidup ini (dramatis banget). Serius deh, saya selalu dihinggapi dengan berbagai fitnah dari yang ngocok perut hingga pengen ngocok tuh orang!. Akhirnya mengandalkan kalimat “bodo amat”, denger sih tapi tidak perduli, nangis sih cuma dihadapan Illahirabbi. Sederhana bukan? Semua butuh proses kawan. Satu kunci yang bakalan saya kasih untuk tetap bersabar yaitu jangan mengeluh. Jika ingin mengeluh tunda saja, ingin mengeluh lagi tunda terus, tunda dan tunda terus. Karena jika kita menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita, kita harus bersyukur dengan semua kejadian yang kita terima, hadapi dengan berani, jangan menghindar dari masalah. Takut menghadapinya? coba deh resapi, “di dunia ini saya hanya takut dengan 2 hal, pertama saya takut kedapa Allah SWT, kedua saya takut karena saya salah”. Kalimat itu saya dapatkan dari seorang bapak-bapak yang berjalan kaki dari Malang hingga Jakarta untuk memprotes keadilan di negara ini. Dan kebetulan saya sedang ter-fitnah dari mulut orang yang tidak bertanggung jawab. Penasaran ya? Gak boleh diceritain nanti jadi gibah. Hehehe

Ketiga, sederhana dalam bekerja
Lakukan apa saja yang bisa kita lakukan. Saya, memilki keinginan untuk bisa atau tau mengenai semua ilmu di dunia. Apasaja, mengenai ekonomi hingga kedokteran, tapi manusia memiliki keterbatasan, saya tidak dapat menguasai hanya sekedar bisa. Sombong ya jika saya bicara seperti ini?
Masalahnya sederhana, coba kamu kosongkan pikiranmu dan kenapa saya bicara seperti ini?
Sudah ketemu?
Apa?
Semua itu hanya tuntutan hidup. Saya hanya bisa melakukan apa yang saya butuhkan sekarang. Dulu, saya memiliki rasa keingintahuan di dunia menulis puisi sangat tinggi, kemudian di lombakan dan menang. Akhirnya saya bilang, “ini mah gampang”. Kemudian saya berlari di dunia cerpen, ikut lomba menang juga, “duh kok gini doang?”. Terus penasaran di dunia musik, “wih saya bisa”. Dan akhirnya di scriptwriting, “alhamdulillah, gak nyangka ngalahin yang sudah senior”. Bagus gak kalau saya seperti itu? Dan apa yang saya dapatkan?.
Sederhananya saya mengikuti keinginan saya untuk melakukan sesuatu. Tapi endingnya saya bingung mana yang harus saya fokuskan dan ini menjadi masalah sampai sekaranag. Sekedar bisa, tapi tidak tahu harus fokus kemana.
Kalau begitu bagaimana kita menggunakan prinsip bersyukur?oke kan?

Keempat, sederhana untuk mendapatkan doi
Dekatkan saja kepada Sang Pemilik hati nanti doi akan datang dengan sendiri. Sederhana bukan?

(selanjutnya bisa lihat tulisan saya di Gara-gara dikasih Cincin sama si Mantan)

0 komentar:

© Rully nuR Rahim, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena