Something I want, I Must do it!

Selasa, 06 Desember 2016

Batas

BATAS

LOG LINE
“wanita yang mencari jati diri”


1.    EXT. PINGGIR JALAN LURUS PANDANG-DAY

Wanita dengan berbusana casual ini bernama BIRA (23) MS KAMERA BERJALAN PAUSE (EDIT LUKISAN), LIST NAMA “BIRA”.
Lanjut berjalan dengan tempo 48,setelah tiga langkah dengan menengokan kepala kekanan dengan melihat pemandangan OV.

“aku adalah orang yang egois dalam bersandiwara. Tidak tertarik untuk berteman apalagi memuja”.

ada kendaraan yang lalu lalang diarah kirinya. (Posisi dikamera, kiri pemeran, kanan jalan). Berjalan angkuh, menendang benda apa saja didepannya sambil merokok membawa jaket dan bertato.

Pindah fokus ke arah motor yang berjalan menyusul bira.
Dari MS ke LS arah kanan pemain CAMERA FOLLOW tapi ESTABLISH dengan mengikuti arah motor pria bernama KUCA(23).

“hah! Aku tidak ingin mengenal siapa mereka.” OV

BCU kuca dari atas stang motor dengan memperlihatkan jaket kulitnya dengan tatapan pengendara. CU motor yang sedang berjalan dikendarai Kuca, kamera berjalan mundur, PAUSE LIST NAMA “KUCA”.

2.    EXT. JALANAN PERUMAHAN – DAY

CUT TO
Kamera diam, take dari belakang CU. Motor yang dikendarai Kuca berjalan dengan kecepatan tinggi tidak jauh dan tidak lama ada seorang wanita disabilitas menyeberang dari arah kanan, kemudian Kuca memberhentikan motornya secara mendadak hingga (pindah kamera) BCU kakinya menapak aspal jalan untuk menahan rem yang digunakannya secara kuat(BCU-IN frame, kaki kanan Kuca bagian belakang, ban depan, dan kaki wanita disabilitas. CU-PAN LEFT wajah wanita disabilitas yang kaget dengan datangnya motor yang hampir menabraknya, kemudian dilanjutkannya berjalan oleh Wanita disabilitas itu hingga di tepi jalan dan ia menengok ke arah Kuca dengan sinis, PAUSE NAME LIST “SANTI”.

“gak bisa ngeliat kali!”
Dengan pelat yang tidak jelas.

Kuca menyiapkan dirinya untuk mengendarai motornya kembali dan melaju MS.

3.    EXT. JALANAN PERUMAHAN – DAY

CUT TO
MS
fokus berpindah dari Kuca ke Bira yang sedang berjalan dengan memutar-mutarkan jaketnya pada tangan kirinya dan menghasilkan asap rokok dari mulutnya.(sudut pandang Santi)
Santi dengan cadelnya, memanggil Bira

“Hai, Bira.. Bira ngapain?”

Bira tidak menjawab sapaan dari Santi, ia hanya menengok sambil mengebulkan asap rokoknya kemudian dia menyeberang jalan untuk mendekati Santi.

Mereka berpelukan (CU dari belakang Santi dengan memperlihatkan Bira yang tetap menghisap rokok yang berada di tangan kanannya dan MS- Tilt Up dari sebrang jalan mereka berdiri.

Bira melepaskan pelukannya dan berjalan meninggalkan Santi. Dengan wajah heran dan mengeluarkan air liur karena mulut santi selalu terbuka CU, kemudian Santi hanya melihat Bira yang meninggalkan dirinya di tepi jalan itu sendiri LS.
Setelah Bira menghilang dimuka rumah, ada yang memanggil Santi dari dalam rumah.

“San,, san,, masuk nak. Ayo makan” POV

4.    EXT. JALANAN – DAY

Jalan yang di kuburan POV suara pengajian.

CUT TO
Bira masih berjalan dengan langkah separuh nyawa. Dengan menggaruk-garukan kepalanya,


“aku sudah lelah sebenarnya, meskipun jalan ini setiap hari kulewati, tapi mengapa aku tak ingin pulang kerumah?. Tapi Buat apa hah? Hhehmm,, semuanya itu hidupku, semuanya terserahku. Walau aku sakitpun, tidak mau orang lain tau, apalagi merawatku. Hhhaahah aku bahagia dengan semua cerita hidupku. Semuanya? Aku tak mau tau!”

Bira terjatuh karena menginjak injak putung rokok.

“ini hanya perjalanan hidupku dalam tujuan mati”. VO

Bira berusaha membangunkan dirinya kemudian lanjut berjalan lagi mendekati kamera DISSOLVE TO.

5.    INT. RUANG TAMU – DAY

INTERCUT
Memulai dari arah kamera dan membelakangi kamera, IBU SANTI (45) berjalan menuju Santi dengan membawa makanan) WIPE BCU. TRACK IN ke Santi yang menerima makanannya dari ibunya (KAMERA STAY). Santi mengeluarkan air liur. Santi dengan lahap memakan makanan yang diberikan ibunya berupa nasi dengan sayurannya. Santi dengan tertatih tatih menggunakan tangannya menyuapkan nasi kearah mulutnya sehingga mengeluarkan suara kecapan mulut yang mengunyah makanan yang masuk.

“kakak, aku sedang makan. Kamu sudah makan kah?” vo

6.    EXT. JEMBATAN – SENJA - DAY

CUT TO
Bira berjalan dengan lamban, setengah merangkak dengan berpegangan pada tubuh jembatan. Ia mulai batuk sebab asap rokok yang selalu ia hisap berulang ulang LS.

Bira menyenderkan tubuhnya dan dilanjut dengan  menengadahkan kepalanya untuk berusaha menghirup oksigen lebih untuk menyembuhkn batuknya. (MS dari arah kanan).

Bira terus berjalan (Kembali kamera 1 LS), menubruk tubuh bagian kiri pria paruh baya yang sedang duduk membaca koran dengan kaki Bira yang lemah untuk digunakan berjalan.

“jaddah... kagak punya mata lu!. Lu kira jalanan punya baba moyang lu!. Wadon sedeng!


LS dari arah belakang memperlihatkan Bira sedang berjalan denga  tergupuh-gupuh, dan pria yang duduk sedang memegangi koran.




7.    INT. KAMAR TIDUR – MAGRIB

Kuca sedang merebahkan tubuhnya diatas pembaringan dengan melipatkan kedua tangannya dibawah kepalanya yang dilapisi oleh bantal (BCU sampai dada dari arah kiri atas pemain). POV seorang IBU KUCA (48) dari arah luar ruangan dan adzan magrib.

“kuca, bangun. Sudah adzan magrib enggak boleh tidur!.

“iya bu”, kuca menjawab.

INSERT ADIK PEREMPUAN KUCA (15) mengintip dari pintu bagian luar (MS dari bawah) dan meledeki Kuca dengan berkata sembari menengok kearah ibunya.

“Abang masih tidur bu!”.

Kembali Kamera 1 BCU,

“enggak bu”

Kuca bangun, kamera tetap stay dan TRACK IN terdapat foto Bira dengan mengenakan pakaian syar’i, yang terdapat diatas bantal yang barusan dikenakannya.

Disusul suara telepon genggam yang berada di bagian kiri in frame dengan nada khasnya, visual hanya nomor hp pemangil. (kamera pindah fokus ke hp, hanya 2-4 detik saja)

8.    INT. KAMAR SANTI – NIGHT

Santi di atas tempat tidurnya duduk dengan bersenderan bantal yang di tempatkan di tembok dengan mulut ternganga sembari melihat bingkai foto (LS- PAN RIGHT). Ia pun memegang foto Bira yang terbingkai rapi dengan dirinya dengan memakai pakaian syar’i (MLS – TRACK IN, dari posisi kuping kanan santi), sembari mengelus kaca foto berbingkai tersebut. VO

“Aku rindu”
Dengan terbata-bata

Lalu mengelap air liur yang bercampur dengan air mata yang menjatuhi bingkai ka ca yang dipegangi santi.

Santi melihat ke arah kanan (posisi kamera di mata santi, CAMERA FOLLOW ke arah lantai). Dibuangnya ke arah kanan tempat tidur santi bingkai yang berada di genggamannya (MLS – arah bawah titik jatuhnya bingkai foto, visual memperlihatkan  detail santi membuang bingkai foto dan jatuh tepat dibawah kamera (visual tubuh kamera) dengan suara pecahan kaca SFX.

Santi bergerak ke arah pecahan kaca tersebut, meletakkan kakinya dengan susah payah untuk menghindari pecahan kaca itu (MS- DEPAN), tetapi arah kaki yang dihempaskan ke lantai melukai kaki santi sehingga berdarah. Santi duduk di tepi temat tidur (BCU kaki kanan santi, kamera dari mata kaki sebelah kanan)dan santipun menjerit mita tolong tapi hanya suara rintihan yang tidak bisa didengarkan oleh orang di luar kamar (CU dari arah kiri, atas tempat tidur)dan akhirnya santi menjatuhkan dirinya ke lantai ke arah pecahan bingkai foto (visual kamera 2, santi menghilang karena jatuh). (kamera 1 arah kepala santi jatuh di lantai visual santi jatuh terlihat bagian kepala hingga punggung menghadap ke arah kanan/tempat tidur, kamera 3 visual santi menjatuhkan tangan kirinya sehingga tertancap kaca yang merobek nadinya lalu aliran darah keluar dai pergelangan tangan santi.

9.    INT. RUANG TAMU – DAY

Banyak penyelawat untuk mendoakan santi. Santi di tutupi kain panjang dan disana ada ibunya santi menangis melihat anaknya (LS – PAN RIGHT, dari arah mayat santi dengan menjelaskan keadaan didalm ruangan dan memperlihatkan kain penutup mayat, kamera pada bagian tangan samping kiri mayat santi).

INSERT, di luar rumah, Bira berada di muka rumah dengan melihat ke arah bendera kuning (MS- fokus pada Bira)dengan pakaian yang sama. CU bendera kuning yang diterpa angin tergantung pada dinding pagar rumah.

Kembali ke ruang tamu dengan pelayat yang hilir mudik melewati pintu disitu terdapat Bira yang memanggil dari pintu (LS , fokus pada mayat dan ibunya, arah pintu sudut pandang Bira).

Kamera kembali pada bagian tangan arah samping kiri mayat santi, memvisualkan bira menghampiri mayat santi sambil memanggil-manggil adik kesayangannya itu.

“San-san.. san-san..”
Suara diperlambat hingga mengeluarkan echo.

Bira sudah menangis diatas mayat santi MS depan lalu CU pada mata bira yang menangis.

(CU CAMERA FOLLOW) Tiba-tiba dari arah belakang KUCA datang mendekati Bira. Kuca memegang pundaknya bira, Bira menengok lalu dagunya bira dipegang oleh kuca ke arahnya. Mata Bira basah dengan air mata di pipinya, Mata Kuca berkaca-kaca, kemudian mereka saling menatap dan berpelukan. FADE OUT



10.  INT. KAMAR – DAY

FADE IN
FLASH BACK
Bira (27) bercermin dan melihat dirinya menggunakan kerudung sambil duduk, kemudian Kuca (27) menghampiri Bira dari arah belakang dan menaruh kedua tangannya pada sisi-sisi bahu bira dan berkata (CU hingga dada pada kanan pemain)

“nah, kalau seperti ini aku bisa mengenalmu”
Sambil melihat Bira dari arah kanan, tersenyum bersama. Bira melihat Kuca dari arah cermin.

Kuca memeluk Bira pada bagian lehernya. Kuca menyentukan kepala bagian kanan bira dengan kepalanya, lalu bira menyambutnya dengan  sentuhan tangan kananya pada pipi bagian kanan kuca hingga mereka berdua.
(kamera ke arah foto syari yang di atas meja)kemudian mereka menghela nafas dan menutup matanya.

-The End-







0 komentar:

© Rully nuR Rahim, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena