Something I want, I Must do it!

Senin, 11 Juni 2018

STOP Narkoba!


STOP Narkoba!

Masih ingat cerita saya mengenai seorang yang tidur dikosan temannya yang ternyata pecandu narkoba? Padahal ia bukanlah pecandu namun hanya numpang tidur di rumah kosan temannya yang ia tahu memang temannya itu adalah pecandu narkoba, lalu mereka digrebek oleh polisi pada saat malam hari dan ia yang tidak pecandu itupun harus ke kantor polisi untuk ikut diperiksa, dan hasilnya lab ternyata ia negative sediri. Orangtua si anak ini sudah panik karena mendapatkan laporan mengenai anaknya yang terciduk oleh polisi. Orangtuanyapun pingsan di rumah setelah mendengar berita tersebut sebelum hasil lab belum keluar. Setelah tiga hari berlalu dan hasil lab negatif narkoba baru anak ini di bebaskan dan kembali pulang dengan meminta maaf kepada orangtua dan keluarganya.

Nah, bagaimana dengan kabar teman si anak yang positif narkoba?
Dari pihak keluarga diantara mereka ada yang berani menebus denda akibat anaknya agar tidak dipernjara dengan nilai uang puluhan juta. Ada keluarga yang ingin anaknya direhabilitasi dan ada keluarga yang membiarkan anaknya untuk belajar di dalam buih.

Jika kamu menjadi orangtua apa yang akan kamu berikan kepada kelakukan anak-anakmu yang seperti ini?

Jika saya ditanya seperti itu saya akan menjawab tidak untuk ketiganya.
Loh kan harus memilih dong!

Tapi saya tetap tidak memilih tidak untuk ketiganya, dengan alasan sebelum anak saya terjerumus di kubangan syaitan, saya akan membuat jembatan di atas kubangan itu dulu berdua dengan suami kita bekerja sama.
Duh enak banget nih kalau ngomong, kamu belum ngerasain sih!

Kalau memang teori itu baik, mengapa kita tidak mengaplikasikan teori yang kita miliki? Insya Allah kalau memang niat itu baik, akan dilancarkan segalanya sama Allah, dijamin!

Baik kita kembali pada cerita barusan,
Setiap keluarga memiliki pemikiran masing-masing. Saya melirik keluarga yang orantuanya membiarkan anaknya untuk menetap dalam buih. Kira-kira apa yang orangtua itu fikirkan? Apa ia tidak takut dibicarakan oleh tetangganya? Pilihan untuk memutuskan itu memang sudah oragtua itu fikir dengan matang. Ia tidak memikirkan apa yang akan timbul di permukaan, karena yang ada di dalamnya iapun sulit menjangkaunya, yang ia lakukan hanya mencoba dan pasrah terhadap nasib anaknya. Memang yang perlu kita ketahui disini adalah bagaiman kita bisa menerima nasib buruk dan baik keluarga kita atau orang yang kita sayangi, dan kamu bisa persiapkan ini dengan tujuan siap menerima kenyataan untuk kehilangan salah satu orang yang kamu sayangi untuk selama. Dramatis memang. Tapi hal ini bisa kita terapkan disituasi apapun.

BAW days 14

0 komentar:

© Rully nuR Rahim, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena