Something I want, I Must do it!

Senin, 11 Juni 2018

Lemah konsep baik dan buruk


Lemah konsep baik dan buruk

Pada kisak anak yang kedua ini, selain memiliki keterlambatan dalam tahap perkembangannya hampir dalam semua segi, yang paling dikhawatirkan ketika ia beradaptasi dengan orang baru dan lingkungan baru, jika kondisi ini tidak diperbaiki dengan membersamai anak dan ayah akan menimbulkan lemahnya konsep baik dan buruk.

Mengapa demikian?
Karena pada usia sembilan dan sepuluh tahun ada tahap anak yang ingin melakukan coba-coba. Contohnya ingin mengejek temannya dengan menyebutkan nama orangtua, berkata gue-elu, berkata kasar dan lainnya. Nah karena anak ini memiliki speech delay, maka dalam membahasakan ini ia hanya bisa utarakan melalui fisiknya, bisa membuang barang teman yang ia tidak sukai, melemparkan benda kasar pada temannya, hingga perbuatan yang paling dikhawatirkan ia bisa sampai memukul temannya atau memukul sesuatu yang ada di depannya.

Berujung ketika dewasa ia akan menjadi pendendam yang terus menerus, sensitif dalam melawan masalah dirinya, hingga ia bisa menyakiti dirinya. Ini hal yang berbahaya bagi orangtua yang tidak memiliki program khusus bagi anak yang pada tahap perkembangannya terlambat.

Tidak hanya itu, dalam bergaul atau berteman dalam linkungannya ia mungkin bisa cepat dalam beradaptasi namun ia selalu terbawa arus pada lingkungannya, sekf concept dan  social skill masih banyak di bangun oleh orang terdekatnya yaitu orangtua. Alhamdulillah jika ia di duduki oleh orangtua dalam memilih sekolah yang lingkungannya baik dan teman-temannya dapat membantu masalah-masalahnya pasti itu akan menyelesaiakan masalah pada tahap perkembangannya, namun jika orangtua belum menduduki anaknya pada sekolah atau lingkungan dengan berisikan teman yang akan memberikan dampak negarif pada anak berumur sebelas tahun ini maka ia akan melakukan hal apa saja tanpa memikirkan resiko yang berefek pada dirinya.

Waktu luang bersam orantua dan anak memang sangat baik. Kesempatan orang tua mengobrol dengan anak-anaknya minimal hanya menanyakan hari ini memiliki kegiatan apa saja di sekolah akan berdampak baik pada psikologi anak. Anak akan merasakan diperhatikan dan hadir dalam satu keluarga. Menyelesaikan tugas sekolah anak bersama. Mendengarkan jika ada keluhan anak ketika ia di luar rumah.

Membuat kegiatan minimal satu minggu sekali atau satu kali dalam sebulan dilakukan bersama keluarga untuk lebih mengenal satu sama lain dan saling mengerti antara anak dan orangtua. Anak akan berfikir, “oh, Ayah dan Bundaku sudah mengajakku jalan-jalan hari ini” maka ia akan timbul rasa bahagia dan sayang kepada orangtuanya karena ia senang hari ini bersama orangtuanya. Jika hal itu di kerjakan rutin, anak tidak akan mau melihat orangtuanya sedih atau nangis karenanya.  Insya Allah akan membentuk prinsip dan karakter anak dan dapat konsep baik buruk pada anak serta jika diseimbangi dengan pengenalan hal agama dengan shalat berjamaah atau tadarus Al-Qur’an itu akan menumbuhkan konsep syurga dan neraka. Sangat mudah bukan? Yuk kita terus memperbaiki diri. Allahu Akbar!

Ketika waktumu di luar rumah tidak berpenghujung, jangan sampai yang ada dirumahmu bertemu ketika usiamu sudah dipenghujung.


BAW days 21

0 komentar:

© Rully nuR Rahim, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena