Something I want, I Must do it!

Senin, 11 Juni 2018

Orangtua memiliki waktu yang baik untuk anaknya


Orangtua memiliki waktu yang baik untuk anaknya

Masa depan sebuah negara itu tergantung pada masyarakatnya. Masyarakat yang maju diisi dengan akhlak warganya yang baik. Akhlak setiap warga diurus oleh setiap kepala keluarga yang didampingi terus oleh pantauan dan didikan orangtua. Jika di setiap keluarga sudah rapih dalam menerapkan pendidikan akhlak maka akan berdampak pada negaranya. Besar sekali dampak dalam pendidikan akhlak dalam setiap keluarga. Kita hitung jika di Indonesia memiliki 34 provinsi, dalam satu provinsi pasti memiliki 5-10 kota atau kabupaten, jika satu kota atau kabupaten ini memiliki 5-10 kelurahan, dalam satu kelurahan mencapai lebih dari 10 RW dan dalam satu RW memiliki minimal 5 RT dan satu RT memiliki lebih dari 10 kepala keluarga yang memiliki minima satu anak saja maka kata Bung Karno ia akan mengguncang dunia.
Itu hanya dalam satu RT, bagaimana jika dikumpulkan menjadi satu? Pasti Bung Karno bisa mencabut semeru sampai akar-akarnya. Menakjubkan bukan? Perumpamaan yang tidak bisa disepelekan. Perumpamaan yang logika sesuai realita.

Kita lihat di sekeliling kita masih ada anak yang memiliki orangtua tapi seperti ia tidak memilikinya. Orangtuanya sibuk dengan kegiatan diluar rumah walau dengan alasan ini demi anaknya. Maaf kalimat saya cukup kasar, tapi ini memang kondisinya.

Ada anak yang berusia empat tahun tidak ingin menginjak tanah kemudian ia tantrum karena merasa geli dan tidak terbiasa di ajak keluar rumah karena selalu bersama nany-nya yang terlalu membatasi gerak dengan merasa ingin melindungi si anak asuhnya alhasil self esteem anak ini tidak terbangun walau body awareness-nya sudah mulai terbangun. Dan pada bagian trust sebagai langkah dasar dalam mempercaya bahwa linhkungannya aman terlihat mulai terganggu dan terus diberikan penguatan oleh orantuanya sendiri bahwa ada banyak hal di luar rumah yang perlu anak ini ketahui. Tapi karena kedua orangtuanya tidak memiliki waktu yang baik dengan anakanya maka problem anaknya ini tidak akan pernah selesai.

Mengapa harus dengan orangtuanya?
Dan mengapa tidak kunjung selesai?

Jawaban ini pasti kamu sudah mengetahuinya. Itu merupakan tanda bahwa orangtua dan anak memiliki kontak batin yang tidak bisa di deskripsikan. Jika seorang anak berada dibawah lima tahun ini merupakan waktu emasnya anak-anak yang mudah dalam menerima masukan dan pijakan dari orang terdekat terutama orangtuanya. Orangtua bisa saja bilang, “nak ayo kita olahraga keluar tetapi tidak memakai alas kaki ya” dan ketika keluar orangtua ini memberikan penjelasan mengenai tanah. “gimana rasa kakinya? enak kalo tidak pada sandal atau sepatu ya. yang kita injak ini namanya tanah, dan kita diciptakan dari tanah lo, jadi ketika sampai rumah nanti kalau kaki kita kotor tidak apa-apa kan masih ada air untuk membersihkan kaki kita.” Begitu kurang lebih pijakan yang kita berikan kepada anak yang memiliki kasus seperti ini.

Kasus kedua,
Ada anak usia sekitar 11 tahun. Ia masih tantrum pada usia itu. Usut punya usut selain speech delay ia memiliki edikit waku untuk bertemu dengan ayahnya. Ia bertemu hanya pada Sabtu dan Minggu, namun itu bukan hari yang di khususkan untuk anaknya, melainkan masih ada waktu pekerjaan di ayah yang harus dikerjakan dan diurusi. Dengan rutinitas yang seperti itu akhirnya emosi anak tidak terkontrol. Mengapa? Karena anak akan mendapatkan sisi ketegasan emosi dari seorang ayah, kebetulan anak ini adalah anak laki-laki tungal maka sosok seorang ayah untuk anaknya membantu sekali dalam mengatur emosi yang diseimbangi oleh emosi ibu yang begitu berperasa.

BAW days 20

0 komentar:

© Rully nuR Rahim, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena