Something I want, I Must do it!

Sabtu, 12 Maret 2016

Cerpen PENA bagian 5

“Namaku Bara, Bara Ristian”. Jawab pemuda dengan menatap Fena yang sedari tadi menolongnya.

“Ayo kita keluar dari sini”, Bara melihat dicelah pintu lemari kayu itu untuk mengetahui keadaan sekitar.

“kita mau kemana? Aku ingin keruangan IT untuk menolong kantor berita ini”, tegas Fena.

“kau gila Fena, mereka  mengarah kesana. Kondisimu belum stabil Fena”, Bara melawan.

“kalau begitu aku saja”, Fena tetap pada pendiriannya.

“Fena, kau masih seperti yang dulu”, Bara mencoba mengalah.

“Apa maksud dari perkataanmu?”, Fena penasaran atas pernyataannya barusan.

“Baik aku akan mengikutimu”, Bara mengalah.

Bara bersiap untuk membuka pintu lemari tersebut tanpa suara, Bara keluar mendahului dan melihat situasi sekitar, lalu disusul oleh Fena.

Fena berjalan dengan kaki terpincang-pincang dan dibantu oleh topangan bahu Bara.

“kau masih seperti ini Fena, apa kita balik arah?”. Bara masih menawarkan keadaan yang sebaiknya Fena lakukan.

“jika kau tidak mau, pergi sana tinggalkan aku”, Fena melepaskan pegangannya dari Bara, lalu ia berjalan sendiri menjauhi Bara.

Bara terdiam dan melihat Fena yang menjauhi dirinya.

Kemudian Bara langsung menawarkan punggungnya untuk ditumpangi Fena menuju ruang IT yang berada jauh didepan sana.

Fena menerima tawaran dari Bara, lalu mereka menuju ruangan IT tersebut dengan rasa was-was dan tidak luput melihat kondisi dari keadaan sekitar.

Setelah mendekat pada ruangan IT, disepanjang jalan itu mereka melihat banyak sekali karyawan yang mati tertembak atas ulah kelompok tersebut.

Bara langsung mengambil pistol yang ada disakunya. Bara tidak bisa menggunakan pistol itu langsung di tangannya, karena disana ia masih menggamblok Fena. Lalu Bara memerintahkan Fena untuk menggunakan pistol tersebut sesuai perintahnya.

“aku tidak bisa menggunakannya”, Fena menolak.

“bisa, kau bisa Fena”. Bara meyakinkan.


Setelah masuk diruangan IT, mereka berdua sontak terkejut melihat yang terjadi di dalam sana.

to be continued

0 komentar:

© Rully nuR Rahim, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena