Something I want, I Must do it!

Rabu, 23 Mei 2018

Tetap Bermanfaat dan mendapat kasih sayang


Tetap Bermanfaat

 Rasulullah SAW kepada umatnya. Sabda beliau:

خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (Hadits Riwayat ath-Thabrani, Al-Mu’jam al-Ausath, juz VII, hal. 58, dari Jabir bin Abdullah r.a.. Dishahihkan Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam kitab: As-Silsilah Ash-Shahîhah)

Apakah kalian sudah bermanfaat hari ini?

Insya Allah walau hanya memindahkan sampah yang tetiba tersandung di kaki kemudian kita masukan ke dalam tong sampah sehingga tidak mengganggu orang lain kembali. Walau hari ini kita hanya sekedar memberikan infiormasi mengenai arah yang ia belum ketahui, Insya Allah kamu sudah bermanfaat.

Begitu mudah sekali bukan? dari hal yang kecil kita bisa bermanfaat.untuk orang lain.

Bagaimana kalau kita selalu dimanfaat dengan orang lain?

Tolong dibuang jauh-jauh pemikiran yang seperti itu ya, coba ganti kata dimanfaatkan menjadi bermanfaat. Khawatirnya hal yang sudah kamu kerjakan tidak akan mendapatkan pahala. Jadi, bila kamu merasakan hal yang demikian tolong ubah pemiran seperti itu dengan positif. Caranya bagaimana? Bisa dengan sebelum tidur kita maafkan diri kita dan orang lain agar hal negative pada hari itu tidak akan terbawa sampai keesokan harinya, agar tidak tertumpuk dan tertumpuk.

Butuh waktu untuk membentuk pemikiran itu, namun jika kita tidak awali dan berusaha dengan baik semuanya tidak akan dimulai. Hal baik dan positif akan terbiasa ketika kita berani memulai suatu kebiasaan baik itu. Jika kita tidak berani untuk memulai, bagaimana kita dapat merealisasikan suatu kebiasaan itu. Contohnya diet, orang yang biasa makan apa saja ketika ada faktor yang membuat ia ingin merubah pola hidup yang biasa tiap hari lakukan pasti akan terasa tidak biasa, karena itu menjadi hal yang berbeda dari biasanya. Maka, untuk terbiasa melakukan hal yang baik pertama kita memulai dan mencoba membiasakan itu semua, mungkin memang berat di awal, namun insya Allah bisa kita lewati jika sudah hari ke lima hingga ketujuh, coba deh saya sudah merasakannya. Tidak apa-apa merasa berat pada minggu pertama, insya Allah kebiasaan itu akan timbul dengan terbiasa pada waktu sehari-harinya kita. Insya Allah.



Daun yang telah lapuk ini masih terlihat indah bukan? Ia sudah layu, mati, dan tertumpuk. Terdorong hingga mendasar menyentuh tanah. Lapuk tak berpengaruh dan guna. Mungkin itu yang biasanya. Namun, ketika ia dipisahkan dengan yang lainnya, lihat! Ada yang berbeda dengan dirinya. Begitu cantik walau hanya belulangnya saja. Begitu cantik walau ia telah tiada (terlepas dari pohonnya). Tebersit pertanyaan. “apakah saya bisa seperti ia?”

Saya ingin bercerita sedikit, daun ini ditemukan oleh teman guru di sekolah ketika kerja bakti pada kegiatan hari bumi. Saya baru tahu ada daun yang bisa kering menjadi seperti ini, masya Allah indahnya menurut saya. saya abadikan dan tetiba bisa menjadi bahasa qolbu untuk diri saya sendiri entah hingga saya menitihkan air mata karena begitu indahnya ia sekarang ini. Banyak pertanyaan yang timbul, apakah nanti saya bisa seperti ia? Ingin sekali menjadi ia yang luka namun indah. Daun itu bisa dijadikan hiasan nantinya, di berikan sepuhan cat untuk menambah suasana ceria.

Jaman mulai memudahkan kita guys, jika kamu suka menulis silahkan kamu tebar kebaikan dalam tulisanmu di sosial media, jika kamu suka bicara silahkan bikin video blog dengan konten positif di segala area, wah mudah sekali bukan? Tidak akan menjadi sulit, asalkan kita punya keinginan kuat dan berani untuk konsisten dengan apa yang kita kerjakan.

Mendapat Kasih Sayang

Ketika seorang muslimin menebar kasih sayang, sudah pasti mereka mendapatkan hal yang sama. Benih yang mereka tebar akan tumbuh sesuai jenis yang mereka tanam. Menjadi muslim yang berkarakter dengan memiliki sifat dan etika yang baik akan berdamak baik pula ke dalam kehidupannya hingga ia meregang nyawa.

Jangan salah, ketika kita meninggal kita tetap mendapatkan kasih sayang dari anggota keluarga dan orang lain dengan hal yang mereka lakukan untuk kita nantinya dalam urusan merawat jenazah kita hingga mengantarkan ke liang kubur. Dari memandikan, menyolati, hingga membawa keranda berisi manusia yang tak bernyawa, jika hal itu tidak berdasarkan rasa kasih bagaimana bisa dikerjakan?

Saya penah mendapatkan broadcast mengenai volunteer, ya benar sukarelawan. Kali ini bukan sekedar sukarelawan biasa seperti membantu di pengungsian, membantu menjadi penggembira anak pedalaman, tapi ini adalah sukarelawan dengan bertujuan mengumpulkan siapa yang akan menyolati seseorang jika ia meningga nanti? Masya Allah miris sekali saya membaca hal seperti itu. Ia berusaha mengumpulkan orang-orang yang akan menyolati ia ketika ajalanya datang. Astagfirullah, saya sangat berkaca kepada diri saya sendiri.

Apakah sudah banyak orang yang menyayangi saya hingga tidak berumur lagi nantinya?

Bersediakah kamu membantu saya untuk mengantar saya hingga tempat peristirahatan?

Mari menjadi bahan renungan kita bersama. Namun jangan berfikir orang tidak baik saja dibantu dalam pemrosesan kematiannya, bagaimana orang yang baik?

Janga samapai aada kata puas di hatimu untuk statement barusan tadi. Selalu jadilah orang yang tak pernah puas dalam meraih pahala dan ridho Allah. Cari dan terus menajdi hamba Allah yang pengasih ke seluruh umat tanpa membedakan suku, ras, agama, dan kebudayaan. Karena kokohnya iman dan umat ada di hati yang tersempil rasa kasih dan sayang pada seluruh orang.

22 Mei 2018
BAW Days 6

0 komentar:

© Rully nuR Rahim, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena