Mencintai pendidikan Indonesia bukan kata-kata hoax
bagi saya. Mencintai pendidikan Indonesia bukan sekedar panorama cahaya yang
bias setelah pantulannya tiada. Mencintai pendidikan Indonesia bak air yag
terus mengalir hingga ke samudra.
Saya sangat menyukai anak-anak dan dunianya. Tidak bisa
memaksakan diri saya untuk meninggalkan dunia yang sukai tersebut. Akhirnya saya
memiliki sahabat yang terjun ke dunia anak-anak dan memiliki komunitas dengan
meningkatkan pendidikan untuk anak-anak dipinggiran ibu kota. Youth Banten,
saya dipertemukan oleh sahabat saya dengan adik-adik di SD Kampug Baru 1 Rajeg,
Kabupaten Tangerang.
Keadaan sekolah disana sangat mengkhawatirkan. Dibanding
dengan sekolah yang berada satu desa pun perbedannya mencolok sekali. Memang SD
Kampung Baru 1 itu memiliki letak geogrfis yang jauh dari area keramain. Penduduk
di sana mayoritas memilih untuk bercocok tanam.
Tiga tahun yang lalu saya sempat berkenalan dengan
adik-adik. Hingga saat ini saya heran dengan perubahan tubuh mereka yang sangat
drastis. Rasa ingin tahu merekapun sangat meningkat, keberanian, wawasannya
tidak seperti dulu. Saya sangat salut dengan kakak-kakak Youth Banten yang
sangat memperhatikan mereka. Dulu, jika mereka melihat orang asing setiap
ekpresi wajahnya sangat malu-malu, tapi sekarang mereka sudah berani untuk
bertanya siapa nama orang itu. Saya sangat bangga!
Kegiatan saya di dalam kelas yaitu membantu
adik-adik untuk memperkenalkan ilmu komputer dengan kegiatan mengentik.
Mereka dibiasaka untuk selalu berdoa untuk memulai dan mengakhiri pelajaran |
Rasa semangat mereka sangat terasa sekali, mereka
tidak lelah untuk setiap hari belajar. Senin sampai Sabtu mereka belajar dengan
guru mereka. Dan hari Minggunya mereka ikut belajar bersama kami. Mimpi mereka
sangat jelas sekarang, dari adik yang belum sekolah hingga kelas 3 SMP ada di
kelas kami. Belajar bersama, tidak pernah merasa saya yang paling bisa dan tua.
Mereka saling membantu dan mengisi, kerjasama, dan saling cinta.
Ada kejadian haru bagi saya. Ketika salah satu adik
yang sedang berjalan di belakang kelas tersandung adanya tumpukan bambu,
kemudian ia menangis tersndu-sendu, karena merasakan sakit kakinya yang terkena
ujugnya bambu. Tapi setelah ia menyelesaikan tangisnya, ia segera belajar
kembali bersama kakak-kakaknya sembari tertawa ceria.
Apakah anda seperti itu? Malas belajar karena alasan
masa lalu? Come on guys, kita belalakan mata dengan kejadian ini semua. Belajar
dengan tidak malas dan tidak perlu beralasan.
0 komentar:
Posting Komentar