Masa lalu?
Cinta?
Suka banget buat dibahas.
Masalah kecewa?
Penyesalan?
Apa pantes untuk di
ucapkan?
Ya, bisa kita bicarakan
berdua. Aku dan kamu, yang memiliki masa depan yang luar biasa mari kita jalani
bersama dengan ikatan keluarga. (Uuuuhhh)
Masih biasa bahasanya?
Oke kita akan seriuskan
mulai saat ini, aku hanya tunggu kau di rumah bersama kamu dan keluarga.
(Eaaaa)
Masa lalu saya relatif
sederhana, sungguh sangat sederhana malah.
Sederhana di mata orang,
sederhana dalam bersabar, sederhana dalam bekerja, dan sederhana untuk
mendapatkan doi. (tetep, ahhaha)
Dari kata sederhana itu
saya bisa berbicara dalam penglihatan yang istimewa. Mengapa? Karena saya ingin
belajar banyak hal, masih bingung? gini loh..
Pertama, sederhana di mata orang.
Saya terlahir dikeluarga
yang sederhana, bukan seperti bangsawan yang uangnya tidak akan habis sampai
tujuh turunan, katanya. Nyesel? Kagak doongs. Bersyukur? Bangeeets malah.
Banyak pandangan dari orang-orang mengenai saya yang tidak suka “jajan”, yaps savecost tujuannya. Karena menurut saya
untuk masalah perut itu bukan sekedar kenyang, tapi kudu sehat dan halal. Saya
lebih memilih bawa bekal dari rumah untuk makan ke sekolah atau masak sendiri
sewaktu jadi anak kuliah.
Wah mungkin Rully gak pernah makan di cafe atau di
restaurant kali ya?
Ets, jangan salah. Dasarnya
saya gak suka ke cafe malah. Aneh ya? Kalau bukan gratisan atau undangan
momentum, saya gak akan kesana. Ahahha
Saya lebih suka makan
makanan tradisional dari berbagai daerah. Mungkin efek bosan melihat makanan di
resent update berbagai sosial media.
Alhasil, saya bisa hidup
hemat dan sehat. Tidak perduli apa orang lain bilang, untuk menjaga dirimu saja
tidak bisa, nanti bagaimana menjaga keluarga? Ihiiir
And btw, saya juga kurang
cocok dengan segala makanan ber MSG. Kurangi makanan seperti itu ya
teman-teman.
Kedua, sederhana dalam bersabar
Orang sabar nanti pantatnya lebar
Entah asal mula kalimat
ini dari mana intinya, sabar itu tidak ada batasnya. Tahu kan kamu?, bahwa
Allah selalu ada bersama orang-orang yang bersabar. Sangat sederhana bukan?.
Saya juga pernah mengalami begitu pahit untuk menjalani hidup ini (dramatis
banget). Serius deh, saya selalu dihinggapi dengan berbagai fitnah dari yang
ngocok perut hingga pengen ngocok tuh orang!. Akhirnya mengandalkan kalimat
“bodo amat”, denger sih tapi tidak perduli, nangis sih cuma dihadapan
Illahirabbi. Sederhana bukan? Semua butuh proses kawan. Satu kunci yang bakalan
saya kasih untuk tetap bersabar yaitu jangan mengeluh. Jika ingin mengeluh
tunda saja, ingin mengeluh lagi tunda terus, tunda dan tunda terus. Karena jika
kita menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita, kita harus
bersyukur dengan semua kejadian yang kita terima, hadapi dengan berani, jangan
menghindar dari masalah. Takut menghadapinya? coba deh resapi, “di dunia ini
saya hanya takut dengan 2 hal, pertama saya takut kedapa Allah SWT, kedua saya
takut karena saya salah”. Kalimat itu saya dapatkan dari seorang bapak-bapak
yang berjalan kaki dari Malang hingga Jakarta untuk memprotes keadilan di
negara ini. Dan kebetulan saya sedang ter-fitnah dari mulut orang yang tidak
bertanggung jawab. Penasaran ya? Gak boleh diceritain nanti jadi gibah. Hehehe
Ketiga, sederhana dalam bekerja
Lakukan apa saja yang bisa
kita lakukan. Saya, memilki keinginan untuk bisa atau tau mengenai semua ilmu
di dunia. Apasaja, mengenai ekonomi hingga kedokteran, tapi manusia memiliki
keterbatasan, saya tidak dapat menguasai hanya sekedar bisa. Sombong ya jika
saya bicara seperti ini?
Masalahnya sederhana, coba
kamu kosongkan pikiranmu dan kenapa saya bicara seperti ini?
Sudah ketemu?
Apa?
Semua itu hanya tuntutan
hidup. Saya hanya bisa melakukan apa yang saya butuhkan sekarang. Dulu, saya
memiliki rasa keingintahuan di dunia menulis puisi sangat tinggi, kemudian di
lombakan dan menang. Akhirnya saya bilang, “ini mah gampang”. Kemudian saya
berlari di dunia cerpen, ikut lomba menang juga, “duh kok gini doang?”. Terus
penasaran di dunia musik, “wih saya bisa”. Dan akhirnya di scriptwriting, “alhamdulillah, gak nyangka ngalahin yang sudah senior”.
Bagus gak kalau saya seperti itu? Dan apa yang saya dapatkan?.
Sederhananya saya
mengikuti keinginan saya untuk melakukan sesuatu. Tapi endingnya saya bingung
mana yang harus saya fokuskan dan ini menjadi masalah sampai sekaranag. Sekedar
bisa, tapi tidak tahu harus fokus kemana.
Kalau begitu bagaimana
kita menggunakan prinsip bersyukur?oke kan?
Keempat, sederhana untuk mendapatkan doi
Dekatkan saja kepada Sang
Pemilik hati nanti doi akan datang dengan sendiri. Sederhana bukan?
(selanjutnya bisa lihat
tulisan saya di Gara-gara dikasih Cincin sama si Mantan)
0 komentar:
Posting Komentar