Kebebasan sudah menjadi
pedoman anak muda jaman sekarang yang disalah artikan. Kebebasan yang disalah
artikan itu megikis budaya malu yang sangat mengkhawatirkan.
Lantas, mengapa bisa seperti itu?
Mari kita lihat budaya –
budaya indonesia yang akhir-akhir ini mendunia.
Om Telolet Om
(bisa baca dahulu tulisan
saya di Om Taubat Om)
Atau
Budaya Salam sudah
digantikan oleh ping!!!
(dapat melanjutkan
membacanya di Ping!! VS Salam)
Itu masih hal yang simple
loh, tapi mereka bisa menepis jawaban yang tidak biasa itu dengan kata KEBEBASAN.
Atau ada yang berkata, “terserah
gue dong, hidup-hidup gue kok lu yang ngatur!”
Sepertinya ada yang salah
mengerti ya?
Apakah benar jika kita
sedang diingatkan berbalik berakata seperti itu?
Kita harus membiasakan untuk
berkaca diri. Minimal 1 hari 1 kali, dilakukan sebelum tidur. Jika tidak bisa,
berikan 1 hari dalam seminggu untuk kamu menyendiri. Jika tidak bisa buat 1
kali dalam 1 bulan. Jika tidak bisa lagi, coba deh perbaiki pola hidupmu dengan
solat lima waktu, itu saja.
Hidup tanpa aturan, imposible banget bukan?
Kita makan saja memiliki
aturan, contoh: makan harus dengan memakai tangan kanan. Tapi sebelum itu, ada
aturan yang memerintahkan jika kita harus tau makanan yang akan kita makan
adalah halal. Namun, sebelum itupun kita harus tau, membeli makanan tersebut
memakai uang dari mana? Halal atau tidak?. Sama halnya dengan fenomenal Om
Telolet Om ini, demi dibilang hits ada pelajar yang bolos sekolah kemudian
menuliskan “Minta Teloletnya Om” sambil menghadap jalan, direkam,
pake seragam, ketawa-ketiwi, terus captionnya ini gaya gue lo gak suka jangan marah, bebas berekspresi di jalan atau di rumah, konyol! Gerrah banget
ya jadinya.
Tolong deh, tolong banget.
Bisa tidak untuk menggunakankata kata BEBAS
itu hanya di bagian yang positif saja?, untuk yang negatif menggunakan kata
lain, jangan bebas juga? Seperti halnya kata inspirasi, bisa dilihat pada
tulisan saya di Arti Inspirasi dan Menginspirasi
Bagi saya bebas atau
kebebasan itu adalah bonus dalam kehidupan saya. Misal: bebas dari tugas,
kemudian membuat karya, menjadikan refreshing
diri, dan merasakan feedback yang baik untuk diri kita sendiri. Disini bukan
berarti refreshing harus jalan-jalan
keluar rumah, bagi saya kita berkomunikasi dengan orang lainpun sudah membuat refreshing diri (contoh: berdiskusi
dengan orang tua mengenai masa depan, tsaaah), mengapa? Karena jika kita
bertemu hingga berbicara dengan orang lain, kita memerlukan senyuman. Dari senyum
itu kita dapat merasakan feedback yang baik serta menenangkan otak kita dari
segala kesibukan. Masih bingung? coba deh praktekan, saya hanya dapat berbagi sesuai
pengalaman.:) Dan satu lagi, dengan komunikasi itu ternyata menurut penelitian
di salah satu buku yang saya baca (terkesan anak rajin ye? Hehhe) membuat otak dan pikiran kita menjadi tenang, dengan alasan kita bertemu dengan suatu hal yang baru tidak hanya itu melulu. Pernah merasakan tidak, buat kamu yang suka rumpi-rumpi mulai dari jam 7 malam tau-tau
sudah mau subuh aje. (lebay hahha intermezo sedikit)
Oke, kita balik mengenai
kebebasan.
Kita hidup di Indonesia seharusnya bersyukur, karena negara ini adalah negara damai (aamiin). Nah, coba jika kita hidup di negara yang sedang berjihad, kamu akan berbuat apa? apa selalu menuntut akan kebebasan?. Setiap orang memiliki tuntutan kebebasan yang berbeda loh.
Kita hidup di Indonesia seharusnya bersyukur, karena negara ini adalah negara damai (aamiin). Nah, coba jika kita hidup di negara yang sedang berjihad, kamu akan berbuat apa? apa selalu menuntut akan kebebasan?. Setiap orang memiliki tuntutan kebebasan yang berbeda loh.
So, kamu ingin bebas
seperti apa?
Berkualitas atau yang
pas-pas?
Kalau boleh, yang pas-pas menjadi yang Pasti Pas bisa?
PHP lah sama janjimu
(Pemberi Harapan Pasti)
#30DWCJilid3
#Day24
0 komentar:
Posting Komentar