Impian dan rencana itu dimiliki oleh semua orang. Hanya
dalam impian dan rencana tersebut mereka memiliki cara yang berbeda untuk
melakukannya. Bahkan semua yang mereka impikan dan rencanakanpun memiliki
proses yang begitu dahsyat dalam hidupnya.
“Jika
kita keras dengan hidup kita, maka kehidupan akan ringan kepada kita. Tetapi,
jika kita ringan kepada hidup kita, maka kehidupan akan keras kepada kita”. – Pak Sunarto –
Begitu nasihat dari dosen yang saya kagumi. Dalam kalimat
tersebut beliau menjelaskan bahwa, jika kita begitu ‘menggampangkan’ sesuatu
hal yang akan kita lakukan maka proses dalam mengerjakannyapun tidak serius,
bisa efeknya malah kita malas mengerjakannya dan muncul kata entar. Tetapi, jika kita mengerjakan
suatu pekerjakan dengan serius dan tidak digampangkan maka munculah totalitas
diri dalam mengerjakannya, sehingga dampak dari pekerjaaan yang sudah kita
kerjakan akan baik terhadap diri kita. Begitu kurang lebihnya.
Analisis saya dalam penjelasakan tersebut dari
munculnya kata gampang disini adalah menyepelekan sesuatu.pekerjaan. Apakah
pekerjaan yang kita lakukan itu adalah bagian dari mimpi kita? Saya jawab tidak. Mengapa? Karena yang saya
kerjakan sekarang ini hanya sebagai modal untuk mencapai keinginan saya (curhat
dikit).
Pendidik, saya ingin sekali menjadi pendidik. Ini adalah
impian yang masih baru saja muncul, tetapi sudah menjadi peringkat pertama.
InsyaAllah tahun depan yang tinggal beberapa hari ini akan terwujud, aamiin
(minta doanya ya teman-teman)
2D, bukan 2 Dimensin ya, tetapi Dosen atau Dokter. Menurut
saya 2 profesi itu adalah pekerjaan impian saya, nah profesi dokter sudah saya Blacklist nih, alasannya tau kan ya
pasti?. Saya anak ekonomi yang berjiwa seni (ciye) dan sekarang profesi dokter
itu berpindah menjadi profesi impian untuk memiliki suami (tsaaah,,). Gak mungkin
saya menjadi dokter, tapi punya suami dokter bisa mungkin lah ya (aamiin in
dong). Entah pendidik atau dosen deh, se RidhoNya. (ngarep banget sih rul)
Banyak hal yang saya sesali di 2016 ini, semoga bisa
tercapai di tahun 2017 dengan lancar, dipermudah, dan barokah. Saya bukan
tipikal orang yang men-show up apa keinginan terdalam saya. Walau kata
orang jika kita memberi tahu apa yang kita inginkan itu agar didoakan oleh
banyak orang. Tapi saya memilih untuk meminta doanya saja ya J
dan yang pasti saya ingin menjadi pendidik.
Alasan mengapa saya ingin menjadi pendidik adalah karena
saya memiliki visi untuk mengurangi korupsi di Indonesia. Kok bisa? Pertama,
korupsi itu muncul dari orang yang tidak memiliki etika, lebih jelasnya
orang pintar tidak bertetika. Pertanyaannya, orang pintar seperti apa? Ya, yang
memiliki skill untuk mencatat
keuangan. Nah, lebih gamblangnya adalah mereka anak Akuntansi yang menjadi Accounting yang tidak beretika. Karena saya
dari prodi Pendidikan Akuntansi, akhirnya saya terpanggil untuk memperbaiki
pendidikan di Indonesia. Kedua, bagaiman cara saya untuk
membuat impian saya nyata?, dan jawabannya ada di diri saya, apakah itu hanya
sebatas rencana? atau khayalan belaka?. Dan alhamdulillah saya memiliki
keyakinan untuk mengatakan “Bisa!”.
#30DWCJilid3
#Day 27
0 komentar:
Posting Komentar