BATAS
LOG LINE
“wanita yang mencari jati diri”
1.
EXT. PINGGIR JALAN LURUS
PANDANG-DAY
Wanita dengan berbusana casual ini bernama BIRA (23) MS
KAMERA BERJALAN PAUSE (EDIT LUKISAN), LIST NAMA “BIRA”.
Lanjut berjalan dengan tempo 48,setelah tiga langkah dengan
menengokan kepala kekanan dengan melihat pemandangan OV.
“aku adalah orang yang
egois dalam bersandiwara. Tidak tertarik untuk berteman apalagi memuja”.
ada kendaraan yang lalu lalang diarah kirinya. (Posisi
dikamera, kiri pemeran, kanan jalan). Berjalan angkuh, menendang benda apa saja
didepannya sambil merokok membawa jaket dan bertato.
Pindah fokus ke arah motor yang berjalan menyusul bira.
Dari MS ke LS arah kanan pemain CAMERA FOLLOW tapi
ESTABLISH dengan mengikuti arah motor pria bernama KUCA(23).
“hah! Aku tidak ingin
mengenal siapa mereka.” OV
BCU kuca dari atas stang motor dengan memperlihatkan
jaket kulitnya dengan tatapan pengendara. CU motor yang sedang berjalan
dikendarai Kuca, kamera berjalan mundur, PAUSE LIST NAMA “KUCA”.
2.
EXT. JALANAN PERUMAHAN –
DAY
CUT TO
Kamera diam, take dari belakang CU. Motor yang dikendarai
Kuca berjalan dengan kecepatan tinggi tidak jauh dan tidak lama ada seorang
wanita disabilitas menyeberang dari arah kanan, kemudian Kuca memberhentikan
motornya secara mendadak hingga (pindah kamera) BCU kakinya menapak aspal jalan
untuk menahan rem yang digunakannya secara kuat(BCU-IN frame, kaki kanan Kuca
bagian belakang, ban depan, dan kaki wanita disabilitas. CU-PAN LEFT wajah
wanita disabilitas yang kaget dengan datangnya motor yang hampir menabraknya,
kemudian dilanjutkannya berjalan oleh Wanita disabilitas itu hingga di tepi
jalan dan ia menengok ke arah Kuca dengan sinis, PAUSE NAME LIST “SANTI”.
“gak bisa ngeliat kali!”
Dengan pelat yang tidak
jelas.
Kuca menyiapkan dirinya untuk mengendarai motornya
kembali dan melaju MS.
3.
EXT. JALANAN PERUMAHAN –
DAY
CUT TO
MS
fokus berpindah dari Kuca ke Bira yang sedang berjalan
dengan memutar-mutarkan jaketnya pada tangan kirinya dan menghasilkan asap
rokok dari mulutnya.(sudut pandang Santi)
Santi dengan cadelnya, memanggil Bira
“Hai, Bira.. Bira
ngapain?”
Bira tidak menjawab sapaan dari Santi, ia hanya menengok
sambil mengebulkan asap rokoknya kemudian dia menyeberang jalan untuk mendekati
Santi.
Mereka berpelukan (CU dari belakang Santi dengan
memperlihatkan Bira yang tetap menghisap rokok yang berada di tangan kanannya
dan MS- Tilt Up dari sebrang jalan mereka berdiri.
Bira melepaskan pelukannya dan berjalan meninggalkan
Santi. Dengan wajah heran dan mengeluarkan air liur karena mulut santi selalu
terbuka CU, kemudian Santi hanya melihat Bira yang meninggalkan dirinya di tepi
jalan itu sendiri LS.
Setelah Bira menghilang dimuka rumah, ada yang memanggil
Santi dari dalam rumah.
“San,, san,, masuk nak.
Ayo makan” POV
4.
EXT. JALANAN – DAY
Jalan yang di kuburan POV suara pengajian.
CUT TO
Bira masih berjalan dengan langkah separuh nyawa. Dengan
menggaruk-garukan kepalanya,
“aku sudah lelah
sebenarnya, meskipun jalan ini setiap hari kulewati, tapi mengapa aku tak ingin
pulang kerumah?. Tapi Buat apa hah? Hhehmm,, semuanya itu hidupku, semuanya
terserahku. Walau aku sakitpun, tidak mau orang lain tau, apalagi merawatku.
Hhhaahah aku bahagia dengan semua cerita hidupku. Semuanya? Aku tak mau tau!”
Bira terjatuh karena menginjak injak putung rokok.
“ini hanya perjalanan
hidupku dalam tujuan mati”. VO
Bira berusaha membangunkan dirinya kemudian lanjut
berjalan lagi mendekati kamera DISSOLVE TO.
5.
INT. RUANG TAMU – DAY
INTERCUT
Memulai dari arah kamera dan membelakangi kamera, IBU
SANTI (45) berjalan menuju Santi dengan membawa makanan) WIPE BCU. TRACK IN ke
Santi yang menerima makanannya dari ibunya (KAMERA STAY). Santi mengeluarkan
air liur. Santi dengan lahap memakan makanan yang diberikan ibunya berupa nasi
dengan sayurannya. Santi dengan tertatih tatih menggunakan tangannya menyuapkan
nasi kearah mulutnya sehingga mengeluarkan suara kecapan mulut yang mengunyah
makanan yang masuk.
“kakak, aku sedang
makan. Kamu sudah makan kah?” vo
6.
EXT. JEMBATAN – SENJA -
DAY
CUT TO
Bira berjalan dengan lamban, setengah merangkak dengan
berpegangan pada tubuh jembatan. Ia mulai batuk sebab asap rokok yang selalu ia
hisap berulang ulang LS.
Bira menyenderkan tubuhnya dan dilanjut dengan menengadahkan kepalanya untuk berusaha
menghirup oksigen lebih untuk menyembuhkn batuknya. (MS dari arah kanan).
Bira terus berjalan (Kembali kamera 1 LS), menubruk tubuh
bagian kiri pria paruh baya yang sedang duduk membaca koran dengan kaki Bira
yang lemah untuk digunakan berjalan.
“jaddah... kagak punya
mata lu!. Lu kira jalanan punya baba moyang lu!. Wadon sedeng!
LS dari arah belakang memperlihatkan Bira sedang berjalan
denga tergupuh-gupuh, dan pria yang
duduk sedang memegangi koran.
7.
INT. KAMAR TIDUR – MAGRIB
Kuca sedang merebahkan tubuhnya diatas pembaringan dengan
melipatkan kedua tangannya dibawah kepalanya yang dilapisi oleh bantal (BCU
sampai dada dari arah kiri atas pemain). POV seorang IBU KUCA (48) dari arah
luar ruangan dan adzan magrib.
“kuca, bangun. Sudah adzan
magrib enggak boleh tidur!.
“iya bu”, kuca menjawab.
INSERT ADIK PEREMPUAN KUCA (15) mengintip dari pintu
bagian luar (MS dari bawah) dan meledeki Kuca dengan berkata sembari menengok
kearah ibunya.
“Abang masih tidur bu!”.
Kembali Kamera 1 BCU,
“enggak bu”
Kuca bangun, kamera tetap stay dan TRACK IN terdapat foto
Bira dengan mengenakan pakaian syar’i, yang terdapat diatas bantal yang barusan
dikenakannya.
Disusul suara telepon genggam yang berada di bagian kiri
in frame dengan nada khasnya, visual hanya nomor hp pemangil. (kamera pindah
fokus ke hp, hanya 2-4 detik saja)
8.
INT. KAMAR SANTI – NIGHT
Santi di atas tempat tidurnya duduk dengan bersenderan
bantal yang di tempatkan di tembok dengan mulut ternganga sembari melihat
bingkai foto (LS- PAN RIGHT). Ia pun memegang foto Bira yang terbingkai rapi
dengan dirinya dengan memakai pakaian syar’i (MLS – TRACK IN, dari posisi
kuping kanan santi), sembari mengelus kaca foto berbingkai tersebut. VO
“Aku rindu”
Dengan terbata-bata
Lalu mengelap air liur yang bercampur dengan air mata
yang menjatuhi bingkai ka ca yang dipegangi santi.
Santi melihat ke arah kanan (posisi kamera di mata santi,
CAMERA FOLLOW ke arah lantai). Dibuangnya ke arah kanan tempat tidur santi
bingkai yang berada di genggamannya (MLS – arah bawah titik jatuhnya bingkai
foto, visual memperlihatkan detail santi
membuang bingkai foto dan jatuh tepat dibawah kamera (visual tubuh kamera)
dengan suara pecahan kaca SFX.
Santi bergerak ke arah pecahan kaca tersebut, meletakkan
kakinya dengan susah payah untuk menghindari pecahan kaca itu (MS- DEPAN),
tetapi arah kaki yang dihempaskan ke lantai melukai kaki santi sehingga
berdarah. Santi duduk di tepi temat tidur (BCU kaki kanan santi, kamera dari
mata kaki sebelah kanan)dan santipun menjerit mita tolong tapi hanya suara
rintihan yang tidak bisa didengarkan oleh orang di luar kamar (CU dari arah
kiri, atas tempat tidur)dan akhirnya santi menjatuhkan dirinya ke lantai ke
arah pecahan bingkai foto (visual kamera 2, santi menghilang karena jatuh).
(kamera 1 arah kepala santi jatuh di lantai visual santi jatuh terlihat bagian
kepala hingga punggung menghadap ke arah kanan/tempat tidur, kamera 3 visual
santi menjatuhkan tangan kirinya sehingga tertancap kaca yang merobek nadinya
lalu aliran darah keluar dai pergelangan tangan santi.
9.
INT. RUANG TAMU – DAY
Banyak penyelawat untuk mendoakan santi. Santi di tutupi
kain panjang dan disana ada ibunya santi menangis melihat anaknya (LS – PAN
RIGHT, dari arah mayat santi dengan menjelaskan keadaan didalm ruangan dan
memperlihatkan kain penutup mayat, kamera pada bagian tangan samping kiri mayat
santi).
INSERT, di luar rumah, Bira berada di muka rumah dengan
melihat ke arah bendera kuning (MS- fokus pada Bira)dengan pakaian yang sama.
CU bendera kuning yang diterpa angin tergantung pada dinding pagar rumah.
Kembali ke ruang tamu dengan pelayat yang hilir mudik
melewati pintu disitu terdapat Bira yang memanggil dari pintu (LS , fokus pada
mayat dan ibunya, arah pintu sudut pandang Bira).
Kamera kembali pada bagian tangan arah samping kiri mayat
santi, memvisualkan bira menghampiri mayat santi sambil memanggil-manggil adik
kesayangannya itu.
“San-san.. san-san..”
Suara diperlambat hingga
mengeluarkan echo.
Bira sudah menangis diatas mayat santi MS depan lalu CU
pada mata bira yang menangis.
(CU CAMERA FOLLOW) Tiba-tiba dari arah belakang KUCA
datang mendekati Bira. Kuca memegang pundaknya bira, Bira menengok lalu dagunya
bira dipegang oleh kuca ke arahnya. Mata Bira basah dengan air mata di pipinya,
Mata Kuca berkaca-kaca, kemudian mereka saling menatap dan berpelukan. FADE OUT
10. INT. KAMAR – DAY
FADE IN
FLASH BACK
Bira (27) bercermin dan melihat dirinya menggunakan
kerudung sambil duduk, kemudian Kuca (27) menghampiri Bira dari arah belakang
dan menaruh kedua tangannya pada sisi-sisi bahu bira dan berkata (CU hingga
dada pada kanan pemain)
“nah, kalau seperti ini
aku bisa mengenalmu”
Sambil melihat Bira dari
arah kanan, tersenyum bersama. Bira melihat Kuca dari arah cermin.
Kuca memeluk Bira pada bagian lehernya. Kuca menyentukan
kepala bagian kanan bira dengan kepalanya, lalu bira menyambutnya dengan sentuhan tangan kananya pada pipi bagian kanan
kuca hingga mereka berdua.
(kamera ke arah foto syari yang di atas meja)kemudian
mereka menghela nafas dan menutup matanya.
-The End-
0 komentar:
Posting Komentar