Tetap
Bermanfaat
Rasulullah SAW kepada umatnya. Sabda beliau:
خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi
orang lain.” (Hadits Riwayat ath-Thabrani, Al-Mu’jam al-Ausath, juz VII,
hal. 58, dari Jabir bin Abdullah r.a.. Dishahihkan Muhammad Nashiruddin
al-Albani dalam kitab: As-Silsilah Ash-Shahîhah)
Apakah kalian sudah bermanfaat hari ini?
Insya Allah walau hanya memindahkan sampah yang tetiba
tersandung di kaki kemudian kita masukan ke dalam tong sampah sehingga tidak mengganggu
orang lain kembali. Walau hari ini kita hanya sekedar memberikan infiormasi
mengenai arah yang ia belum ketahui, Insya Allah kamu sudah bermanfaat.
Begitu mudah sekali bukan? dari hal yang kecil kita
bisa bermanfaat.untuk orang lain.
Bagaimana
kalau kita selalu dimanfaat dengan orang lain?
Tolong dibuang jauh-jauh pemikiran yang seperti itu
ya, coba ganti kata dimanfaatkan menjadi bermanfaat. Khawatirnya hal yang sudah
kamu kerjakan tidak akan mendapatkan pahala. Jadi, bila kamu merasakan hal yang
demikian tolong ubah pemiran seperti itu dengan positif. Caranya bagaimana?
Bisa dengan sebelum tidur kita maafkan diri kita dan orang lain agar hal
negative pada hari itu tidak akan terbawa sampai keesokan harinya, agar tidak
tertumpuk dan tertumpuk.
Butuh waktu untuk membentuk pemikiran itu, namun jika
kita tidak awali dan berusaha dengan baik semuanya tidak akan dimulai. Hal baik
dan positif akan terbiasa ketika kita berani memulai suatu kebiasaan baik itu.
Jika kita tidak berani untuk memulai, bagaimana kita dapat merealisasikan suatu
kebiasaan itu. Contohnya diet, orang yang biasa makan apa saja ketika ada
faktor yang membuat ia ingin merubah pola hidup yang biasa tiap hari lakukan
pasti akan terasa tidak biasa, karena itu menjadi hal yang berbeda dari
biasanya. Maka, untuk terbiasa melakukan hal yang baik pertama kita memulai dan
mencoba membiasakan itu semua, mungkin memang berat di awal, namun insya Allah
bisa kita lewati jika sudah hari ke lima hingga ketujuh, coba deh saya sudah
merasakannya. Tidak apa-apa merasa berat pada minggu pertama, insya Allah
kebiasaan itu akan timbul dengan terbiasa pada waktu sehari-harinya kita. Insya
Allah.
Daun
yang telah lapuk ini masih terlihat indah bukan? Ia sudah layu, mati, dan
tertumpuk. Terdorong hingga mendasar menyentuh tanah. Lapuk tak berpengaruh dan
guna. Mungkin itu yang biasanya. Namun, ketika ia dipisahkan dengan yang
lainnya, lihat! Ada yang berbeda dengan dirinya. Begitu cantik walau hanya
belulangnya saja. Begitu cantik walau ia telah tiada (terlepas dari pohonnya).
Tebersit pertanyaan. “apakah saya bisa seperti ia?”
Saya ingin bercerita sedikit, daun ini ditemukan oleh
teman guru di sekolah ketika kerja bakti pada kegiatan hari bumi. Saya baru
tahu ada daun yang bisa kering menjadi seperti ini, masya Allah indahnya
menurut saya. saya abadikan dan tetiba bisa menjadi bahasa qolbu untuk diri
saya sendiri entah hingga saya menitihkan air mata karena begitu indahnya ia
sekarang ini. Banyak pertanyaan yang timbul, apakah nanti saya bisa seperti ia?
Ingin sekali menjadi ia yang luka namun indah. Daun itu bisa dijadikan hiasan
nantinya, di berikan sepuhan cat untuk menambah suasana ceria.
Jaman mulai memudahkan kita guys, jika kamu suka menulis silahkan kamu tebar kebaikan dalam
tulisanmu di sosial media, jika kamu suka bicara silahkan bikin video blog
dengan konten positif di segala area, wah mudah sekali bukan? Tidak akan
menjadi sulit, asalkan kita punya keinginan kuat dan berani untuk konsisten
dengan apa yang kita kerjakan.
Mendapat
Kasih Sayang
Ketika seorang
muslimin menebar kasih sayang, sudah pasti mereka mendapatkan hal yang sama. Benih
yang mereka tebar akan tumbuh sesuai jenis yang mereka tanam. Menjadi muslim
yang berkarakter dengan memiliki sifat dan etika yang baik akan berdamak baik
pula ke dalam kehidupannya hingga ia meregang nyawa.
Jangan salah, ketika
kita meninggal kita tetap mendapatkan kasih sayang dari anggota keluarga dan
orang lain dengan hal yang mereka lakukan untuk kita nantinya dalam urusan
merawat jenazah kita hingga mengantarkan ke liang kubur. Dari memandikan,
menyolati, hingga membawa keranda berisi manusia yang tak bernyawa, jika hal
itu tidak berdasarkan rasa kasih bagaimana bisa dikerjakan?
Saya penah
mendapatkan broadcast mengenai volunteer, ya benar sukarelawan. Kali ini
bukan sekedar sukarelawan biasa seperti membantu di pengungsian, membantu menjadi
penggembira anak pedalaman, tapi ini adalah sukarelawan dengan bertujuan
mengumpulkan siapa yang akan menyolati
seseorang jika ia meningga nanti? Masya Allah miris sekali saya membaca hal
seperti itu. Ia berusaha mengumpulkan orang-orang yang akan menyolati ia ketika
ajalanya datang. Astagfirullah, saya sangat berkaca kepada diri saya sendiri.
Apakah sudah banyak orang yang menyayangi saya
hingga tidak berumur lagi nantinya?
Bersediakah kamu membantu saya untuk mengantar
saya hingga tempat peristirahatan?
Mari menjadi bahan
renungan kita bersama. Namun jangan berfikir orang tidak baik saja dibantu
dalam pemrosesan kematiannya, bagaimana orang yang baik?
Janga samapai aada
kata puas di hatimu untuk statement barusan tadi. Selalu jadilah orang yang tak
pernah puas dalam meraih pahala dan ridho Allah. Cari dan terus menajdi hamba
Allah yang pengasih ke seluruh umat tanpa membedakan suku, ras, agama, dan
kebudayaan. Karena kokohnya iman dan umat ada di hati yang tersempil rasa kasih
dan sayang pada seluruh orang.
22 Mei 2018
BAW Days 6
22 Mei 2018
BAW Days 6
0 komentar:
Posting Komentar