“Hai,
Fen. Bagaimana laporan beritanya untuk besok?”
Salah satu teman kerjanya bertanya sembari melihat
Fena berjalan terburu-buru melewati dirinya menuju ruang atasan yang menelfonnya
pada saat didalam mobil. Kemudian Fena membuka pintu ruangan atasannya tanpa
permisi, detik itu pun ia sadar atas kesalahannya dan tertunduk sembari melihat papan
nama yang bertuliskan pemimpin harian
redaksi dan mengucap maaf karena kelancangannya masuk tanpa permisi.
“Baik,
kali ini saya memaafkanmu, karena saya membutuhkan laporanmu untuk besok sesuai
rencana kita yang sudah dibuat bersama yang lain”.
Setelah tercengang mendengar omongan dari atasannya
itu, ia mulai gemetar dan memohon ijin untuk duduk pada sofa yang berada
disampingnya.
“silahkan
Fena, sudah berapa hari kau telat dalam laporan?, kau merupakan wartawan
terpercaya saya dalam melaksanakan tugas pengumpul berita”
Emosi pada pembicaraan ini sudah terdengar jelas
oleh Fena.
“maaf
pak, saya ingin mengganti berita”. Fena berkata tegas tapi
penuh keraguan.
“apa?
Berani sekali kau mengganti yang sudah disepakati Fena!”. Suara
pria tua ini menambah intonasinya.
“maaf
pak, saya barusan di terror. Saya dihubungi melewati satelit rahasia”.
Fena menjelaskan secara rinci kejadian yang sudah
menimpa dirinya sehingga membawa dirinya ketempat ini.
“baik,
kita akan mencari tahu siapa yang menembus satelit rahasia kita. Kau Fena! Cepat
keruangan IT, laporkan kemereka bahwa satelit rahasia kita telah diketahui”.
“baik
pak!” sigap Fena menjawab.
Fena keluar dari ruangan itu, lalu pimpinan harian
redaksi menuju jendela yg menembus situasi di luar kantor dengan mengusap embun yang menempel di kaca jendela sembari
berkata.
“kau
cepat sekali teman…”
Fena berlari kearah lift untuk menuju ke ruangan IT
dan bertemu seorang pemuda yang dilihatnya tidak asing baginya memasuki lift
yang sama bersama dirinya. Fena berkata dalam hati
“aku
pernah melihatnya, tapi…”
Langsung bayangan masa lalunya sedikit terbuka. Bayangan-bayangan
itu membuat kepalanya pusing dan tidak mendengar apa-apa disekelilingnya
sehingga Fena tersungkur pada lantai lift dan mencoba untuk membangunkan
badannya. Pemuda itu mencoba membangunkan Fena tetapi usahanya tidak berhasil,
akhirnya ia ….
*to be continued..
0 komentar:
Posting Komentar