STOP Narkoba!
Masih ingat cerita saya
mengenai seorang yang tidur dikosan temannya yang ternyata pecandu narkoba?
Padahal ia bukanlah pecandu namun hanya numpang tidur di rumah kosan temannya
yang ia tahu memang temannya itu adalah pecandu narkoba, lalu mereka digrebek oleh
polisi pada saat malam hari dan ia yang tidak pecandu itupun harus ke kantor
polisi untuk ikut diperiksa, dan hasilnya lab ternyata ia negative sediri.
Orangtua si anak ini sudah panik karena mendapatkan laporan mengenai anaknya
yang terciduk oleh polisi. Orangtuanyapun pingsan di rumah setelah mendengar
berita tersebut sebelum hasil lab belum keluar. Setelah tiga hari berlalu dan
hasil lab negatif narkoba baru anak ini di bebaskan dan kembali pulang dengan
meminta maaf kepada orangtua dan keluarganya.
Nah, bagaimana dengan kabar
teman si anak yang positif narkoba?
Dari pihak keluarga diantara
mereka ada yang berani menebus denda akibat anaknya agar tidak dipernjara
dengan nilai uang puluhan juta. Ada keluarga yang ingin anaknya direhabilitasi
dan ada keluarga yang membiarkan anaknya untuk belajar di dalam buih.
Jika kamu menjadi orangtua
apa yang akan kamu berikan kepada kelakukan anak-anakmu yang seperti ini?
Jika saya ditanya seperti itu
saya akan menjawab tidak untuk ketiganya.
Loh kan harus memilih dong!
Tapi saya tetap tidak memilih
tidak untuk ketiganya, dengan alasan sebelum anak saya terjerumus di kubangan
syaitan, saya akan membuat jembatan di atas kubangan itu dulu berdua dengan
suami kita bekerja sama.
Duh enak banget nih kalau ngomong, kamu belum ngerasain sih!
Kalau memang teori itu baik,
mengapa kita tidak mengaplikasikan teori yang kita miliki? Insya Allah kalau
memang niat itu baik, akan dilancarkan segalanya sama Allah, dijamin!
Baik kita kembali pada cerita
barusan,
Setiap keluarga memiliki
pemikiran masing-masing. Saya melirik keluarga yang orantuanya membiarkan
anaknya untuk menetap dalam buih. Kira-kira apa yang orangtua itu fikirkan? Apa
ia tidak takut dibicarakan oleh tetangganya? Pilihan untuk memutuskan itu
memang sudah oragtua itu fikir dengan matang. Ia tidak memikirkan apa yang akan
timbul di permukaan, karena yang ada di dalamnya iapun sulit menjangkaunya,
yang ia lakukan hanya mencoba dan pasrah terhadap nasib anaknya. Memang yang
perlu kita ketahui disini adalah bagaiman kita bisa menerima nasib buruk dan
baik keluarga kita atau orang yang kita sayangi, dan kamu bisa persiapkan ini
dengan tujuan siap menerima kenyataan untuk kehilangan salah satu orang yang
kamu sayangi untuk selama. Dramatis memang. Tapi hal ini bisa kita terapkan
disituasi apapun.
BAW days 14
BAW days 14
0 komentar:
Posting Komentar