Bolehkah saya menulis kembali?
Saya mencoba untuk menulis kembali...
Dan bolehkah saya mengeluh sedikit saja?
Saya mohon sedikit saja... saya ingin bilang “sakit”
Boleh kan?
Mungkin sudah dikenal dengan gadis yang ceria, PD dan gak
pernah serius..
Sebenarnya.. sedang rapuh... sangat rapuh..
boleh kan saya bilang seperti itu?
Mencoba untuk terus berjuang, tersenyum sampai membuat
senyuman, rasanya “sakit”
Biasanya mengutarakan dalam sebuah tulisan tapi “takut”
“takut” jika saya bilang sedang senang, banyak yang berkata “itu
palsu”
“takut” jika saya bilang sedang sedih, ada kata “ingin
dikasihani”
Maka pilihan saya diam saja..
Karena untuk orang-orang yang tulus dengan saya itu tidak
butuh dengan ucapan “sakit” dan “bahagia” nya saya.
Salah satu “pelarian” saya hanya bisa menulis, jika ada yang
bertanya “ko bukan berdoa?” maka jawaban saya, “hal itu tidak untuk
disosialisasi”
Tapi “kenapa baru ini bisa menuliskan cerita?” karena “saat
itu saya begitu rapuh, untuk mengingatnya saja saya begitu rapuh, bagaimana
bisa saya recall dengan jelas lagi?” karena “saya sudah melawan apa kata hati
saya”. Tuhan sudah mengabulkan doa saya. Terimakasih, atas semua jawaban yang
selama ini tak bisa terucap, “saya bisa melihat dimana saya sekarang dan kapan keberadaan
saya ada”. Terimakasih.
Bukan apa-apa, tidak bertujuan apa-apa, bersatu dan maju itu
harapannya.
Bukan apa-apa, tidak ingin nama, berterimakasih itu caranya,
Bukan apa-apa, tidak ingin bersua, hanya mencoba mencipta
kedamaian dimana-mana,
Sekali lagi Bukan apa-apa, hanya telah
melihat kebahagiaan disana.
Senang rasanya jika menumplekan pena dengan lapang,
Tidak ada suatu himbauan, hanya mimpi yang sedang
terpampang.
Bolehkan saya menulis kembali?
0 komentar:
Posting Komentar