Di dalam ruang kecil yang sangat terang dalam
kerinduan yang amat menyelimuti diri ini dengan adanya suasana gemericik air di
luar sana seakan diri ini tak dapat menahan air mata yang terus memanggil mamah.
Ya kini aku sedang berada jauh di pelukan mamah, bukan karena mamahku sedang
pergi atau telah tiada, tetapi memang karena untuk mencapai cita-cita tertinggi
ku untuk menjadi seorang guru.
Cita-cita
itu tidak pernah terbersit dalam angan ku untuk menapaki perjalanan hidup,
namun kenyataan dan Tuhan sedikit menunjukan untuk ku dengan cara-Nya melewati
nasihat dari ayahku. Ayahku pernah berkata “Uli (inilah panggilan akrabku dari
orang-orang yang menyayangiku) menjadi seorang guru itu, selalu lebih
mendapatkan ilmu dan ilmu yang mereka dapat itu selalu mereka berikan, tahu kan
kamu arti dari berbagi dan dampak dari berbagi itu?”. Aku hanya
merespon dengan enggan mendengar karena pada saat itu aku masih bingung dalam
menentukan pilihan untuk menentukan sekolah selanjutnya. Namun nasihat dari papahku itu selalu terdengar di
telingaku disaat berangkat dan pulang sekolah, kemudian hatiku selalu menjawab,
“aku
ingin menjadi bagian dari angota KPK”.
Tamat
SMP aku ingin bersekolah di sekolah kejuruan ternama di luar kota tepatnya di
kota Malang dengan jurusan desain, karena aku suka seni. Tetapi orangtuaku
tidak menginjinkan dikarenakan masih berat untuk melepasku dalam jarak jauh. Pada akhirnya aku berfikir untuk
meneruskan sekolah ku di sekolah kejuruan dengan jurusan akuntansi disertai rasa yang cukup sulit untuk ku jalani.
Lucu sebenarnya untuk aku melewati masa belajar di sekolah kejuruan itu, karena
awalku memilih sekolah kejuruan dengan didasari hanya berniat untuk menjadi
seorang PASKIBRAKA Nasional. Kemudia aku melewati tes di sekolah kejuruan
terfavorit di kota ku dan memiliki ekstrakurikuler paskibra terbaik dan akhirnya aku tidak dapat masuk di sekolah
itu.
Awalnya
ku bilang menyedihkan belajar di sekolah yang tidak pernah ku impi-impikan
dengan lingkungan yang penuh dengan suapan kerohanian, dengan teman-teman yang
masih asing ku lihat perlakuannya. Tetapi semua itu hanyalah awal, dengan
kenyataan di akhir berbeda sekali dengan apa yang aku fikirkan. Di sekolah itu
aku bukan hanya mendapatkan pelajaran akademik saja bahkan di sekolah itu aku
mendapatkan pelajaran kehidupan, semua mengenai kehidupan dari awal hingga
akhir. Penasaran ya?
Di
sekolah itu aku mendapatkan pelajaran yang membuat aku menjadi seperti lebih
menjadi manuasia, lebih dekat dengan dengan Tuhan, dan mendapatkan teman-teman
yang baik dan sahabat sehati di sekolah, bertemu dengan guru-guru yang
benar-benar pantas menjadi guru dan yang lebih menghebatkan lagi aku bisa
menjadi PASKIBRAKA Kota Tangerang angkatan 2010, walaupun hanya tingkat kota
aku merasakan luar biasa. Memang sungguh tidak terduga bisa mencapai impian
awalku dari sekolah yang bukan aku inginkan. Aku sangat bersyukur dengan
cita-cita awal ku ini sehingga aku mendapat teman, orang-orang dengan profesi
hebat, dan banyak sekali yang aku syukuri atas nikmat Tuhan yang diberikan
untuk ku. Aku pun merasakan dampak yang amat besar pada diri ku dengan cara befikir
ku yang lebih meluas, sikap ku lebih banyak diterima orang banyak, cara bicara
ku di sukai orang, dan satu hal yang sangat aku rasakan lebih adalah melihat
mamahku dengan tersenyum bangga melihat diriku mengibarkan dan hormat tepat di bawah bendera merah putih dengan
dikelilingi orang-orang besar diiringi lagu Indonesia Raya yang disaksikan oleh
putra dan putri bangsa dan itu sungguh membanggakan, atmosfer pada saat itu
sangat amat tidak pernah aku lupakan dan selalu merinding seluruh badanku jika mengingat
moment yang amat aku rasaka sekali seumur hidup. Moment itu tidak semua orang
bisa rasakan karena hanya kami seorang PASKIBRAKA yang dapat merasakan indahnya
menjadi dan sebagai Anak Bangsa Indonesia. Walaupun Ayahku tidak dapat hadir
dikarenakan harus pergi bekerja. Disaat itu aku sangat kesal sekali hingga
menangis, mengapa disaat seperti ini ayahku tetap bekerja padahal semua
perjuanganku ini untuk Mamah dan Papah.
Dilanjut
dengan impianku menjadi seorang penyanyi, sebenarnya hanya berawal dengan aku
mengisi acara hiburan pertemuan siswa dan siswi di sekolah kejuruan ku untuk
perwakilan dari kelompok merah. Aku menyanyikan lagu yang berjudul teruskanlah yang dipopulerkan oleh Agnes
Monika, sehingga menjadi salah satu perhitungan nilai sehingga kelompok merah
menjadi kelompok terfavorit. Setelah itu ada perlombaan di sekolah, yaitu lomba
menyanyi alhasil aku tidak meregut sang juara karena aku lupa lirik, memalukan
sekali sebenarnya tapi dari memalukan dan walaupun memalukan dari situ aku
entah mengapa diperintahkan oleh guruku untuk selalu menyanyi menjadi
perwakilan sekolah dalam acara-acara di dalam sekolah bahkan hingga luar
sekolah, salah satunya aku pernah bernyanyi utuk mengisi acara permusyawarahan
tingkat kota dan dihadiri langsung oleh Bapak Wali Kota Tangerang, disitu pun
mamahku hadir hanya untuk melihat aku bernyanyi sungguh begitu tidak menyangka
membanggakan langsung dihadapan mamah. Setelah di tingkat kota aku juga punya
pengalaman di tingkat provisi dengan merasakan sensasinya yang lebih besar
lagi disitu aku berdiri sembari
bernyanyi dan ditatap langsung oleh Ibu Gubernur Provinsi Banten. Luar biasa
sekali sensasinya amat sangat seperti mimpi. Namun suatu ketika mimpiku itu
membuatku berfikir untuk berulang-ulang, karena aku pernah mendengarkan ceramah
agama dari tokoh agama bahwa suara wanita itu adalah aurat. Aku benar-benar
berfikir untuk ini dan dalam hati ku selalu berkata jika mengigat kalimat itu
hatiku berkata, “itu adalah bagian dari kelebihanku mengapa kini menjadi
seperti cobaan di dalam hidupku sendiri?”.
Pada
saat aku berkelana dalam mencari impian dan cita-cita ku yang baik dan terbaik
untuk hidupku kelak aku selalu memperhitungkan guna dari cita-citaku itu untuk
Mamah, Papah, Adik, Keluarga, Kawan, dan orang-orang yang telah menyayangiku,
menasihatiku, intinya orang-orang yang mengisi hidup aku dan tidak lain sesuai
dengan agamaku, satu lagi mimpi, cita-cita, harapan harus dengan tindakan dan
sesuai dengan logika, kalau tidak dengan logika namanya hayalan.
Pada
kelas tiga di sekolah kejuruan aku fokus dengan ujian-ujian sekolah ku sembari
memikirkan jurusan apa yang harus ku pilih untuk di perguruan tinggi. Aku galau
dengan keadaan seperti ini bingung, konsultasi kesana-kesini dan jawabannya
hanya tanya dengan diri sendiri, percaya diri, dan putuskan sendiri. Dan
akhirnya aku sepakat dengan diriku dan orangtuaku untuk melanjutkan jurusan
akuntasi di Universitas terserah yang penting di Malang. Aku sempat ngotot
untuk bersekolah di kota Malang karena ingin mendapatkan suasana baru juga
disana ada sanak saudaraku.
Dengan
tekat kuat, nekat, aku pergi ke kota itu sendiri karena mamah mengurusi sekolah
adikku yang tamat dari Sekolah Dasar dan papah ku masih harus menjalani
pekerjaannya, hanya doa dan motivasi yang diberikan dari orangtuaku untuk ku.
Setelah disana aku mendaftarkan diri di suatu universitas, aku melewati proses
ujian masuk hingga pada akhirnya ada suatu moment
yang tidak masuk akal yaitu pada saat aku shalat tarawih di masjid, pada saat
itu bertepatan pada bulan suci Ramadhan. Didalam shalatku disaat berdiri rakaat
kedua datang kupu-kupu besar berwarna
coklat gelap dan besar hinggap di samping tempat sujudku kemudian pergi ketika
ruku, aku seperti ingin melihat kupu-kupu itu pergi, tetapi aku menyadari aku
sedang mengerjakan shalat dan aku anggap hanya ujian dari shalatku saja. Setelah
dua rakaat itu selesai aku bertanya kepada seorang ibu yang ada disamping shaf
solatku dan ibu itu menjawab tidak menyadari bahkan tidak melihat ada seekor
kupu-kupu yang datang dan hinggap di samping tempat sujudku, padahal untuk
menaruh kaki pada saat duduk shalat saja sempit sekali dan pastinya jarak
antara tempat sujudku dengan ibu yang disebelahku sepuluh hingga dua puluh
sentimeter.
Selesai melaksanakan shalat tarawih berjamaah
aku masih memikirkannya sampai pulang dan berjalan cepat karena merasakan takut
amat sangat. Ketika sampai kamar aku mengecek telepon genggam utuk melihat
tanggal, dan ternyata esok hari ada pengumuman penerimaan menjadi mahasiswa.
Selepas makan sahur dan menunaikan shalat subuh berjama’ah aku melihat
pengumuman penerimaan mahasiswa disuatu web, akhirnya aku diterima sebagai
Mahasiswi Fakultas Ekonomi dengan Prodi Jurusan S1 Pendidikan Akuntansi.
Rasanya sudah terbayar belajar di tempat yang aku inginkan dan semua sudah terjawab
dari do’a-do’a ku didampingi doa orang tuaku yang ditempat ini lah aku
menjalani kehidupan yang terbaik, dengan tujuan untuk menggapai cita-cita ku
dan semua keinginanku, walaupun jauh dari kota kelahiranku dan orang-orang yang
amat sangat aku sayangi.
Aku
ingat cerita dari papahku ada seorang temannya di lemparkan bunga pada saat
shalat isya di masjid dan ada juga yang di datangkan kupu-kupu cantik yang
mengelilingi tubuh teman papahku pada shalat tahajud di rumahnya. Logikanya
mana ada orang malam-malam memetik bunga yang masih segar dan wangi, dan
keadaan bunga seperti itu hanya pada saat siang hari dan mana ada kupu-kupu
cantik masuk ke kamar dalam keadaan kamar terkunci rapat dengan lubang udara kamar
yang rapat. keesokannya orang-orang itu mendapat keberuntungan. Aku pernah
berfikir untuk didatangkan pertanda seperti itu, dan hasil dari harapanku, aku
bisa merasakan senang walau sedikit menyeramkan.
Sekarang
aku menjalani masa perkuliahanku dengan jurusan pendidikan akuntansi, yang di
dukung sekali oleh orangtuaku apalagi papah sangat mendukung karena pada
akhirnya menjadi guru. Semoga harapan, keinginan, cita-cita dari papah ini di
ridhai oleh Allah SWT. Sehingga yang awalnya aku ingin menjadi seorang anggota
KPK dengan tujuan bisa bekerja sama dan membantu mendirikan bangsa, menjadi
seorang guru dengan tujuan menciptakan anak bangsa yang bisa mengurangi KORUPSI
di Indonesia. Amin ya rabbal’alamin.
Cita-citaku
tidak berhenti sampai disini, aku mengawali cita-cita ku dari yang kecil-kecil
dahulu. Aku ingat kata mamah “disaat kamu ada di lingkungan yang kamu
tidak sukai kamu bisa mencapai keinginanmu, apa lagi jika kamu ada di
lingkungan yang kamu sukai?”. Aku selalu semangat oleh kalimat itu dan
aku ingin sekali mempunyai pengalaman di tingkat Nasional bahkan Internasional.
Dengan cara menulis inilah bagian dari misi aku untuk bisa merasakan menjadi
penulis yang baik, bermanfaat bagi Nusa, Bangsa dan Agama.